(Berita-Bisnis) – Pada akhir medio September nanti, perusahaan minuman non alkohol/minuman ringan PT Suntory Garuda Beverage berniat melansir produk barunya di pasar Indonesia. Produk anyar itu sekaligus bakal melengkapi kehadiran beberapa produk terdahulu, seperti Okky Jelly Drink, Mountea, Koko Drink, Kopyes, dan Okky Jell-O Blast.
Selain itu, melalui produk gres tersebut, Suntory Garuda Beverage juga berencana meningkatkan kontribusinya terhadap total pendapatan induk usaha Tudung Group.
Menurut Hartono Atmadja, Presiden Direktur Suntory Garuda Beverage, kontribusi yang ditargetkan lebih dari 30 persen. Lebih dari itu, Suntory Garuda Beverage bertekad dapat meningkatkan nilai penjualannya hingga lima kali lipat sampai 10 tahun ke depan di Indonesia.
Suntory Garuda Beverage adalah perusahaan patungan bentukan Tudung Group -via PT Garuda Food- dengan Suntory Beverage & Food Asia Pte. Ltd. yang berasal dari Jepang, pada medio Juli tahun 2011.
Di negara Sakura, lewat brand minuman ringan semacam Suntory Oolong tea, Boss, dan Orangina, Suntory Beverage & Food Asia Pte. Ltd. dikenal sebagai perusahaan minuman terbesar kedua dengan total penjualan mencapai Rp 183 triliun, dua tahun silam.
Dengan menguasai 49 persen saham Suntory Garuda Beverage, Garuda Food menargetkan Suntory Garuda Beverage bakal mampu berperan sebagai pemacu pertumbuhan bisnis Garuda Food di bisnis minuman ringan di Indonesia.
Sejak tahun 2002, Garuda Food telah memulai kiprahnya di bisnis minuman ringan lewat kehadiran minuman jelly merek Okky Jelly Drink yang diklaim merupakan pionir di kategorinya. Setelah itu, Garuda Food juga meluncurkan minuman berbasis teh dengan rasa buah berlabel Mountea yang dalam rentang waktu tiga tahun (2007-2010) berhasil memperoleh penghargaan IBBA dalam kategori minuman teh dalam kemasan cup.
Data Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (Asrim) sendiri menyebutkan bahwa selama tiga tahun terakhir, proyeksi pertumbuhan bisnis minuman ringan tercatat lebih dari 15 persen. Bahkan di kategori minuman jus/saribuah dan susu olahan, pertumbuhannya mencapai 18 persen per tahun. (BB/as/Christov)