(Berita-Bisnis) – Gemuruh bisnis sektor pertambangan ternyata membuahkan efek sangat positif terhadap industri otomotif, khususnya bisnis truk. Buktinya, permintaan terhadap truk berat (heavy-duty) terus meningkat belakangan ini.
Karena itu, tak heran, bila di akhir Mei lalu, PT United Tractors Tbk. merilis dump truck The New Quon CWB6B. United Tractors yang berperan sebagai distributor truk asal Jepang itu mengklaim kalau produk barunya tersebut telah mengadopsi teknologi penghematan bahan bakar dengan Euro 3 Engine.
The New Quon CWB6B juga disebut sudah dilengkapi dengan struktur chassis yang berkelas standar internasional dengan mesin besar berkekuatan tinggi GH13 engine.
United Tractors yang akan mulai menjualnya pada Agustus mendatang, membanderol truk dengan kapasitas 20 ton itu dengan harga sekitar Rp 1,15 miliar per unit.
Jelas, United Tractors tidak ingin “ketinggalan kereta”. Hal mana ditegaskan oleh Loudy Irwanto Ellias. Kata Direktur Pemasaran dan Truck Sales Operation United Tractors itu, dump truck The New Quon CWB6B memang diarahkan untuk mengisi ceruk pasar kendaraan pertambangan di Indonesia yang belakangan ini semakin menggiurkan.
Maret silam, dengan mengandalkan dukungan dari China National Heavy Truck Company, PT Intraco Penta Tbk. pun telah menyatakan niatnya untuk membangun pabrik perakitan truk berat di atas 24 ton serta truk ringan yang akan dijual di pasar Indonesia. Kabarnya, Intraco Penta sudah menyiapkan dana sebesar US$ 100 juta buat membangun pabrik itu.
Dengan motif yang tidak jauh berbeda, medio Februari lalu, produsen truk Scania yang bermarkas di Swedia mengumumkan pembukaan kantor perwakilannya di Jakarta. Tujuannya apalagi kalau bukan ingin mendorong penjualan truk Scania -di samping produk mesin dan bus- agar semakin mencorong.
Sekedar informasi, operasi pasar truk Scania di Indonesia dibantu oleh United Tractors yang juga tercatat sebagai mitra bisnis UD Trucks yang memproduksi dump truck The New Quon CWB6B. Selain itu, United Tractors yang bernaung di dalam label Astra Group ini juga berperan sebagai representatif pemasaran Volvo Trucks.
Pendek kata, awalnya adalah kinerja sektor pertambangan yang kinclong. Ujung-ujungnya, bisnis truk pun ikut kecipratan rejeki yang tidak sedikit. Maklumlah, perusahaan-perusahaan pertambangan butuh armada truk berat yang banyak agar hasil tambang bisa segera diangkut ke pabrik pengolahan atau pun ke berbagai destinasi yang telah ditetapkan.
Pertanyaannya, siapakah yang menjadi jawara di bisnis ini, khususnya heavy-duty atau truk berat?
Hingga akhir April lalu, berdasarkan data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), telah terjual lebih dari 98 ribu unit truk (baik kapasitas di bawah 5 ton maupun di atas 24 ton). Dari jumlah tersebut, Gaikindo mencatat bahwa penjualan truk dengan kapasitas minimal 10 ton hingga 24 ton lebih (truk berat) tidak kurang dari 12 ribu unit.
Memang, bila dilihat dari sudut prosentasenya, sumbangan penjualan dua kategori tersebut ke segmen pick up/truk bisa dibilang tak seberapa, cuma berkisar 3,6 persen. Namun, jangan tanya nominal yang diperoleh.
Contohnya adalah The New Quon CWB6B yang akan mulai dijual medio Agustus nanti. Untuk memboyongnya dari show room diperlukan dana sedikitnya Rp 1,15 miliar. Nah, jika The New Quon CWB6B kelak laris manis maka dapat dipastikan aliran fulus ke kantong United Tractors bakal semakin deras.
Tapi, tunggu dulu. Mari lihat kondisi mutakhir. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Sara K. Loebis, Corporate Secretary United Tractors ke Bursa Efek Indonesia, beberapa waktu lalu, terungkap bahwa selama kuartal pertama tahun ini, United Tractors baru berhasil menjual 170 unit truk dengan merek UD Trucks. Di sisi lain, truk dengan merek Scania juga baru berhasil dilego sebanyak 118 unit pada kurun waktu yang sama.
Karena itu, hingga tutup tahun ini, besar kemungkinan dump tuck The New Quon CWB6B akan jadi andalan bagi United Tractors untuk memperbaiki kinerjanya di bisnis ini.
Bagaimana dengan PT Hino Motor Sales Indonesia?
Sampai April 2012, total penjualan truk Hino Motor Sales Indonesia lebih dari 11 ribu unit. Angka ini -menurut Santiko Wardoyo, Direktur Pemasaran dan Promosi Hino Motor Sales- mencerminkan kenaikan sebesar 19 persen ketimbang penjualan pada periode yang sama pada tahun lalu.
Seandainya semua rencana bisa berjalan mulus dan permintaan pasar tetap terbuka, Hino Motor Sales Indonesia optimis akan bisa menjual 17 ribu unit truk selama semester pertama tahun ini.
Sedangkan target sepanjang tahun 2012 adalah menjual habis 35 ribu unit semua jenis truk. Sekedar informasi, target itu lagi-lagi meningkat bila dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun lalu yang tercatat lebih dari 24 ribu unit (naik sebesar 41 persen).
Lalu, dari jumlah di atas, berapa banyak penjualan yang bersumber dari pos heavy-duty atau truk berat? Dari total 24 ribu unit truk yang berhasil “dilepas” pada tahun 2011, sektor pertambangan ternyata menyumbang kurang lebih 20 persen. Untuk tahun ini, prosentase itu akan digenjot hingga 25 persen (dari total penjualan 35 ribu unit truk).
Bisakah? Simak data berikut ini: 11 ribu unit truk Hino yang telah terjual sampai akhir April lalu berasal dari 7.300 unit truk berat dengan kapasitas 10 hingga 24 ton. Sementara sisanya, datang dari truk dengan kapasitas di atas 24 ton serta truk dengan kapasitas 5-10 ton.
Merek truk yang lain bagaimana? Tampaknya sedang bersiap-siap untuk mengejar akselerasi yang diperlihatkan truk berat Hino sampai sejauh ini. (BB/Christov)