Dan, asal tahu saja, salah satu jurus yang ditempuh oleh Artotel Group yang berbasis di kawasan Jalan Bunga Mawar, Cipete, Jakarta Selatan, ini adalah melalui strategi merger dan akuisisi.
Kata Founder & CEO Artotel Group, Erastus Radjimin, di saat sektor perhotelan Indonesia sedang mengalami krisis, pihaknya justru melakukan investasi secara besar-besaran untuk mempersiapkan pertumbuhan bisnis perusahaan di masa mendatang.
Dijelaskan pula, selain memperluas jangkauan layanan di kota-kota utama dan tingkat dua di Indonesia serta berupaya memperluas propertinya di daerah tujuan wisata baru yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia, Artotel Group juga secara aktif mencari kemitraan strategis dengan operator hotel lokal Indonesia serta mencari properti hotel dengan kualitas tinggi yang berada di Indonesia melalui strategi merger dan akuisisi.
Dan, untuk itu, Artotel pun baru-baru ini resmi mengumumkan telah berhasil mengakuisisi waralaba utama salah satu merek hotel dari Louvre Hotel Group yang berasal dari Perancis, yakni brand Hotel Kyriad, di pasar domestik.
Berita-Bisnis mencatat, seiring akuisisi merek Hotel Kyriad di Indonesia, portofolio Artotel Group kini bertambah 11 properti dengan daya tampung mencapai 1,300 kamar.
Di saat yang sama, penambahan kapasitas kamar tersebut juga otomatis meningkatkan total jumlah kamar yang dikelola Artotel Group saat ini yang mencapai sekitar 3 ribu kamar.
Patut diketahui, Artotel Group sebelumnya sukses mendapatkan pendanaan Seri B dari alternative asset manager Indies Capital Partners Pte. Ltd. Singapura serta Benson Capital, investor yang fokus pada industri kreatif. Pendanaan Seri B itu sendiri bakal dimanfaatkan melalui strategi merger, akuisisi, serta investasi dalam memperkuat infrastruktur berbasis teknologi.
Artotel Group sendiri tengah mempersiapkan 29 properti di seluruh Indonesia dengan target menjadi lebih dari 50 properti pada tahun 2023. (BB/as/Christov)