Program undian tersebut tercatat merupakan periode ke-2 tahun XXIII-2013 dari Panen Rejeki BPD yang digelar.
Menurut Adi Arafah, Kepala Bidang Sumber Daya Manusia dan Humas Asbanda, selain diposisikan sebagai alat pemersatu Bank Pembangunan Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia, Tabungan SIMPEDA sejatinya juga dipakai sebagai pemacu kinerja pos tabungan di Bank Pembangunan Daerah.
Ditambahkan, Panen Rejeki BPD digelar sebanyak dua kali dalam kurun waktu satu tahun. Adapun seremoni penarikan undiannya dilangsungkan secara bergiliran di Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia dan hadiah yang disediakan sebanyak Rp 3 miliar per periode.
Tabungan SIMPEDA sendiri pertama kali diluncurkan pada medio April 1990. Dan, hingga akhir tahun lalu, total jumlah penabung SIMPEDA terbilang sebanyak 5,83 juta penabung atau tumbuh sebesar 6,22 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Berbarengan dengan itu, jumlah saldo SIMPEDA yang terkumpul senilai Rp 33,76 triliun atau naik 15,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Asbanda menyatakan selain dilaksanakan secara nasional, masing-masing Bank Pembangunan Daerah juga menggelar Undian Lokal Tabungan SIMPEDA dengan persyaratan cukup mudah, yakni membuka Tabungan SIMPEDA dengan saldo minimal Rp 50 ribu.
Berdasarkan catatan Asbanda, per Desember 2012, total aset Bank Pembangunan Daerah telah mencapai Rp 368,24 triliun atau meningkat sebesar 17,01 persen dibandingkan posisi Desember 2011 (Rp 305,62 triliun).
Dan, secara konsolidasi, jika merujuk kepada Statistik Perbankan Indonesia periode 2012, total aset tersebut berada dalam lima besar setelah Bank Mandiri (Rp 561,20 triliun), Bank BRI (547,60 triliun), Bank BCA (Rp 436,70 triliun), dan Bank BNI (Rp 324,80 triliun).
Sampai saat ini, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia telah memiliki kurang lebih 3.052 jaringan pelayanan yang mencakup 1.876 kantor konvensional, 288 kantor pelayanan syariah, dan 1690 anjungan tunai mandiri. (BB/as/Christov)