Persisnya, pada medio Desember 2014, pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 3,500 meter persegi serta menelan dana investasi hingga Rp 100 miliar itu, telah beroperasi dengan dua line produksi. Adapun kapasitasnya mencapai 100 ribu unit per bulan.
Dan, asal tahu saja, dari pabriknya itu, Asiafone Mobile diketahui mampu menghasilkan beragam produk, antara lain, Asiafone AF50, Asiafone AF991 serta Asiafone AF9190.
Kata Herman Zhou, Presiden Direktur Asiafone Mobile, kelak jika tidak ada halangan, kapasitas produksinya pun bakal ditingkatkan seiring dengan makin tingginya permintaan pasar.
Ditambahkan pula, keberadaan pabrik tersebut sejatinya juga merupakan bagian dari rencana Asiafone Mobile untuk memindahkan produksinya dari luar negeri ke Indonesia.
Perlu diketahui, pada tahun 2013, pengapalan (shipment) telepon seluler (ponsel) di Indonesia menembus angka 48,6 juta unit. Dan, dari jumlah tersebut, sebanyak 10,9 juta unit merupakan smartphone. Sisanya, dikuasai oleh feature phone.
Selang satu tahun kemudian, masih menurut data yang dilansir IDC, kondisi tadi dinilai masih belum berubah. Pasalnya, di saat pengapalan ponsel di Indonesia lebih dari 63,4 juta unit sepanjang tahun lalu, porsi smartphone hanya sekitar 26 persen. Selebihnya, berasal dari segmen feature phone.
Dalam catatan Berita-Bisnis, hingga akhir tahun lalu, penetrasi Asiafone Mobile di ranah bisnis ponsel didukung kurang lebih 22 service center yang tersebar di 21 kota di Indonesia.
Kelak, sampai pertengahan tahun ini, jumlah itu diproyeksikan bertambah dengan kehadiran 15 service center baru yang akan dibuka, antara lain, di Purwakarta, Bogor, Tangerang, Sidoardjo, Jambi, Pekanbaru, Bengkulu, Palu, Kendari, Gorontalo, Lombok, Kupang, dan Balikpapan.
Di ranah bisnis feature phone sendiri, merek Asiafone bersaing dengan beberapa produk serupa. Salah satunya adalah brand Hammer keluaran PT Intech Surya Abadi (pemilik merek Advan) yang dilansir pada medio Maret 2014. (BB/as/Luki)