(BeritaBisnis) – Merebaknya tren tiket maskapai murah diam-diam mendorong pertumbuhan pasar asuransi perjalanan.
Bagaimana tidak. Jika merujuk ke data International Air Transport Association (IATA), disebutkan bahwa pada tahun 2009, total penjualan tiket pesawat terbang ke luar negeri mencapai 7,7 juta tiket.
Dengan asumsi kenaikan rata-rata 15 persen per tahunnya, maka hingga akhir tahun 2011 kemarin, jumlah tiket yang habis diborong penumpang diproyeksikan lebih dari 10 juta tiket.
Nah, selain ingin bergegas sampai ke tujuannya masing-masing, bagaimana mungkin ke-10 juta penumpang itu tidak memikirkan keselamatannya selama di perjalanan? Pastilah, sebagian besar penumpang -untuk tidak mengatakan semuanya- paham tentang arti dan fungsi asuransi perjalanan.
Namun sayang, pemain yang menggarap pasar ini di Indonesia, tidak lebih dari sepuluh jari tangan. Alasannya, preminya tergolong kecil sehingga dianggap tidak menarik. Meski demikian, ada juga yang bercita-cita besar ingin mengembangkan pasar asuransi perjalanan.
Ambil contoh, AXA dengan Smart Traveller-nya, dan ACA yang merilis New Travel Safe.
Guna menghadirkan Smart Traveller, AXA menjalin kerjasama dengan Global Assistance & Healthcare. Yang disebut terakhir inilah yang nantinya akan memberikan pelayanan dan bantuan kesehatan bagi para nasabahnya yang ingin mendapatkan fasilitas klaim.
Adapun cara pengajuan klaim, cukup menghubungi toll free 0-800-1-GLOBAL yang bisa diakses lewat berbagai bahasa. Dipastikan, petugas call center AXA akan memandu nasabah agar fasilitas klaim bisa segera dinikmati.
Saat mengedukasi pasar, AXA membaginya ke dalam dua bagian, yaitu edukasi kepada travel agent maupun edukasi langsung ke nasabah.
Bentuk edukasi travel agent yang menjadi rekanan penjualan asuransi Smart Traveller berupa pelatihan rutin yang sebagian besar bermaterikan product knowledge. Bersamaan dengan itu, untuk mendorong penjualan, AXA juga menyediakan bonus bagi mereka yang berhasil mencapai target.
Sedangkan edukasi yang disajikan ke nasabah, dilakukan via promosi. Plus pemberian gimmick, semacam topi dan syal. Khusus kepada pemimpin rombongan tur yang memilih Smart Traveller, AXA akan memberikan hadiah asuransi perjalanan gratis bagi pemimpin rombongan tur tersebut.
Menurut Iwan Semiawan, Direktur PT Asuransi AXA Indonesia, pihaknya lebih mengarahkan promo kepada rombongan tur karena target utama Smart Traveler -hampir 90 persen- adalah korporat atau grup. Jenis nasabah seperti itulah, kata Iwan, yang lebih sering membeli asuransi perjalanan. Misal, rombongan ziarah, umrah, naik haji, atau pun yang sekedar jalan bareng bersama kelompoknya.
Agar pasar yang berminat semakin membesar, AXA pun mengkreasi asuransi perjalanan untuk rute lokal Jakarta-Bandung dengan premi yang tergolong murah. Saluran distribusinya sengaja dipilih di gerai modern seperti Carrefour supaya penetrasi pasarnya bisa lebih dalam lagi. Hasilnya, premi yang diperoleh mencapai puluhan bahkan ratusan juta.
Walau begitu, Iwan mengaku, pihaknya masih terus berupaya memperbesar market-nya hingga saat ini. Salah satunya, dengan menggandeng provider kartu kredit dari salah satu bank joint venture di Indonesia. Rencananya, setiap orang yang apply kartu kredit baru otomatis mendapatkan Smart Traveller dari AXA.
Hal serupa juga tengah dilakukan oleh Asuransi Central Asia terhadap produk asuransi perjalanan miliknya yang bernama New Travel Safe. ACA menggandeng sejumlah bank -termasuk BCA- untuk memasarkan asuransi perjalanannya lewat kartu kredit. Di sisi lain, ACA juga memanfaatkan jasa travel agent untuk mendorong penjualan New Travel Safe.
Akan tetapi, pemasaran melalui kartu kredit itu hanya dilakukan menjelang liburan sekolah dan hari besar saja. Karena, menurut analisa ACA, justru di saat momen-momen seperti itulah frekuensi orang untuk bepergian bakal meningkat.
Adapun soal promosi ke calon nasabah, ACA lebih mengutamakan pemanfaatan saluran distribusi yang sudah ada yang dimiliki pihak ketiga. Contohnya, menyisipkan selebaran tentang asuransi perjalanan New Travel Safe di dalam katalog kartu kredit.
Produk New Travel Safe ACA dirancang untuk siapa saja yang hendak melakukan perjalanan, baik perjalanan domestik maupun internasional. Sedangkan tingkatan usianya, terbagi antara usia 1-70 tahun untuk perjalanan domestik, dan usia 1-79 tahun untuk perjalanan internasional. Itu sebabnya, sekitar 95 persen pemegang polis New Travel Safe ACA berasal dari segmen individu.
Bila AXA menggandeng Global Assistance sebagai partnernya, ACA pun menggandeng Blue Dot Assistance sebagai rekanan pihak ketiga yang akan membantunya untuk memberikan pelayanan kepada nasabah New Travel Safe.
Dengan strategi di atas, ACA mampu menghimpun dana kurang dari Rp 10 miliar lewat penjualan asuransi perjalanan New Travel Safe.
AXA maupun ACA mengaku, kelak dengan edukasi pasar yang intensif serta hadirnya bantuan regulator, pasar pun semakin mengerti arti dan fungsi asuransi perjalanan yang pada akhirnya mendorong pengembangan potensi pasar asuransi perjalanan.
Yang pasti, hingga saat ini, edukasi masih menjadi andalan bagi AXA dan ACA untuk memenangkan persaingan di bisnis asuransi perjalanan.