Bahkan, global market intelligence yang berbasis di London, Inggris, itu menyebutkan bahwa pasar domestik tergolong sebagai pasar jasa makanan terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Di sisi lain, Euromonitor juga mengabarkan, laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) nilai penjualan jasa makanan di Indonesia selama 2010-2014 telah berada di kisaran 8,7 persen.
Dan, khusus pada 2014, nilainya sendiri diperkirakan telah mencapai US$ 36,8 miliar alias US$ 14 miliar lebih tinggi ketimbang Thailand, yang dipicu dengan merebaknya kehadiran beragam restoran layanan penuh (full-service restaurant), restoran cepat saji (fast food), dan kios (street stalls/kiosk).
Lantas, dalam kurun waktu 2015-2019, laju pertumbuhan majemuk tahunannya diproyeksikan sebesar 9 persen atau menyentuh angka US$ 56,3 miliar pada akhir 2018.
Artinya, sektor jasa makanan di pasar domestik memang potensial mendatangkan keuntungan bagi pebisnis.
Satu kondisi yang tampaknya tak lepas dari pengamatan Japfa Ltd. (menguasai 57,5 persen saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk) yang berbasis di Singapura dan PT Cargill Food Investment Indonesia, yang baru saja mendirikan perusahaan patungan dengan label PT Cahaya Gunung Foods.
Dan, asal tahu saja, di perusahaan patungan anyar dengan nilai investasi mencapai US $6 juta (setara Rp 79 miliar) itu, Japfa Ltd. menggenggam porsi saham sebanyak 40 persen via PT So Good Food, yang seluruh sahamnya dikuasai anak usaha Japfa Ltd. bernama Jupiter Foods Pte. Ltd. Adapun sisanya menjadi milik Cargill Food Investment Indonesia yang bernaung di bawah Cargill Inc.
Kata Managing Director Cargill Value Added Meats yang ditunjuk sebagai Managing Director Cahaya Gunung Foods, Derek Schoonbaert, Indonesia adalah pasar penting bagi pihaknya.
Dijelaskan pula, hingga saat ini, Cahaya Gunung Foods merupakan perusahaan pertama Cargill Inc. yang beroperasi di arena bisnis unggas di pasar domestik serta direncanakan untuk memproduksi sekaligus memasok produk daging unggas olahan siap makan ke industri hotel, restoran, katering (Horeka), ritel maupun ekspor.
Cargill Food Investment Indonesia juga mengungkapkan, pada tahap awal beroperasi, Cahaya Gunung Foods akan memanfaatkan fasilitas produksi yang dimiliki So Good Food (PT So Good Food Manufacturing) yang terletak di Boyolali, Jawa Tengah.
Sementara itu, So Good Food dipastikan bakal terus menjalankan empat pabrik pengolahan dagingnya -salah satunya berlokasi di kawasan Jl. Raya Serang, Cibadak, Tangerang- serta fokus kepada produksi makanan siap santap, seperti chicken nuggets, bakso, dan sosis kemasan.
Patut diketahui pula, berbekal keahlian dan standar kualitas industri yang dimilikinya selama ini, Cargill Inc. berjanji akan menerapkan sistem dan proses kelas dunia di Cahaya Gunung Foods guna memastikan produk ayam yang dihasilkannya memiliki kualitas tinggi.
Di saat yang sama, Cargill Inc. pun mengisyaratkan bakal membuka kesempatan dan peluang bagi peningkatan kapabilitas So Good Food dalam bidang teknologi pengolahan makanan. (BB/as/Christov)