Buktinya, sejak 2008, produsen tisu merek Tessa ini telah menggelar penelitian untuk pengembangan kemasan yang memanfaatkan bio-plastic (ecoplas).
Lantas, tiga tahun kemudian, Graha Kerindo Utama resmi menggunakannya pada produk tisu seri TP-02 ecoplas yang mengusung merek Tessa. Persisnya, pada medio Juli 2011.
Dan, asal tahu saja, dibanding plastik biasa, bio-plastic (ecoplas) yang mengandung 50 persen tepung singkong plus sumber-sumber alami lain yang dapat diperbaharui, lebih mudah bahkan langsung dapat terurai jika bahan tersebut terkontaminasi dengan mikroorganisme yang terdapat pada tanah.
Adapun yang terbaru, Graha Kerindo Utama memperoleh penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk usahanya tersebut.
Kata Bambang Dwi Setiawan, Direktur Utama Graha Kerindo Utama, penggunaan kemasan bio-plastic itu sepenuhnya merupakan inisiatif pihaknya yang ingin menghadirkan produk tisu yang ramah lingkungan.
Di sisi lain, Graha Kerindo Utama juga disebut tak lupa memastikan untuk konsisten memakai bahan baku produk tisu yang ramah lingkungan alias bahan baku pulp-nya harus diperoleh dari wilayah yang jelas dan tidak bermasalah secara lingkungan.
Graha Kerindo Utama mengklaim, hingga saat ini, tiga produk besutannya sudah menggenggam sertifikat Forest Stewardship Council (FSC).
Berita-Bisnis mencatat, di samping memasarkan tisu merek Tessa, Graha Kerindo Utama pun menawarkan produk serupa yang mengusung brand Multi dan Dynasty.
Per akhir tahun lalu, lewat dukungan dua pabriknya yang terletak di kawasan Cibitung dan Cikampek yang berkapasitas terpasang 3 ribu ton per bulan, Graha Kerindo Utama diperkirakan telah mampu memproduksi sekitar 2,800 ton tisu per bulan.
Sementara itu, di arena bisnis tisu di pasar domestik, pangsa pasar Graha Kerindo Utama diduga kuat sudah mencapai 38 persen. (BB/as/Luki)