(BeritaBisnis) – Seandainya anda dihadapkan dengan pertanyaan, apotek manakah yang buka selama 24 jam? Bisa jadi gampang menjawabnya. Pasalnya, di sebelah rumah atau di dalam kompleks anda tinggal ada apotek yang memang selalu buka selama 24 jam, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun.
Atau bisa juga anda mengalami kesulitan untuk menjawabnya. Maklum, sebagian besar apotek membatasi jam operasionalnya. Paling lama hingga jam sepuluh malam. Dan, tidak jarang terjadi, ketika hari besar tiba, apotek pun ikut berlibur.
Padahal kebutuhan konsumen yang butuh obat, terutama obat dengan resep dokter alias ethical, tidak bisa diprediksi. Tak jarang mereka butuh obat ethical ketika larut malam telah tiba. Bahkan tidak sedikit pula yang butuh saat subuh menjelang.
Di Yogyakarta, mungkin saja hal seperti itu jarang terjadi. Paling tidak sejak 24 Oktober 2002, saat Apotek K-24 hadir untuk pertama kali dengan konsep buka 24 jam. Konsep yang masih terus digunakan sampai saat ini.
Apotek K-24 memang berawal dari Yogyakarta dan didirikan oleh dr. Gideon Hartono. Sampai September 2011, 260 gerai Apotek K-24 telah hadir di 62 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 260 gerai tersebut, kebanyakan berada di Pulau Jawa dengan konsentrasi utama di Jakarta. Di wilayah ini, tercatat 56 gerai Apotek K-24 beroperasi selama 24 jam.
Perkembangan pesat jaringan Apotek K-24 dalam tempo kurang lebih 9 tahun tersebut tak dapat dilepaskan dari penerapan strategi kerjasama franchise yang sudah diberlakukan sejak tahun 2005. Alhasil, dari 260 gerai Apotek K-24 yang buka, hanya 10 gerai yang dimiliki franchisor (PT K-24 Indonesia). Selebihnya merupakan hak milik mitra alias franchisee.
Meski memiliki 260 gerai, PT K-24 Indonesia sesungguhnya bukanlah pemilik jaringan apotek terbesar di Indonesia. Julukan itu agaknya lebih pantas disematkan kepada PT Kimia Farma Tbk.
Pioner dalam industri farmasi Indonesia ini, saat ini mempunyai 394 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Secara operasional, jaringan apotek Kimia Farma tersebut berada dalam naungan PT Kimia Farma Apotek, anak usaha PT Kimia Farma Tbk.
Dibandingkan dengan pebisnis farmasi lain, Kimia Farma Apotek yang memiliki visi ingin menjadi perusahaan jaringan layanan farmasi yang terkemuka di Indonesia itu, punya cengkraman yang kuat di Indonesia bagian Timur.
Buktinya, dari total 394 outlet yang dimiliki, tercatat sebanyak 44 outlet berada di Indonesia bagian Timur. Dari jumlah 44 outlet tersebut, 19 apotek Kimia Farma hadir di Menado. Dan, jika 24 apotek Kimia Farma yang berlokasi di Bali ditambahkan, maka tidak kurang dari 68 outlet apotek Kimia Farma beroperasi di sebagian besar Indonesia bagian Timur.
Selebihnya, 26 outlet apotek Kimia Farma terkonsentrasi di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Bekasi. Kemudian, 26 outlet beroperasi di Surabaya dan sekitarnya serta 23 outlet lagi dibuka di wilayah Bandung dan sekitarnya. Menyusul wilayah Semarang dan sekitarnya dengan 21 outlet.
Sama seperti apa yang dilakukan jaringan Apotek K-24, Kimia Farma Apotek pun mengimplementasikan sistem franchise untuk mengembangkan sayap bisnisnya. Namun, dari sudut jumlah, Kimia Farma Apotek rasanya harus jauh lebih giat dan lebih gesit lagi untuk menjajakan sistem kemitraan yang ditawarkan. Hingga kini, jumlah franchisee Kimia Farma Apotek masih belum seberapa.
Lantas, siapa yang duduk di peringkat kedua?
Dengan dukungan 350 apotek, posisi ini menjadi milik PT Century Franchisindo Utama atau The Century Group, pemilik dan pengelola Century Pharma, Century Healthcare, dan Apotik Plus.
Pada tahun 1993, Eddie Lembong mendirikan PT Century Franchisindo Utama dan di kemudian hari bertumbuh pesat, salah satunya, berkat penerapan strategi franchise. The Century Group kini mengoperasikan 280 apotek milik sendiri dan 70 apotek milik mitra alias franchise.
Berbeda dengan Apotek K-24, Century Group hanya membuka beberapa apotek yang beroperasi penuh selama 24 jam.
Posisi berikutnya, ya itu tadi, jaringan Apotek K-24 yang mempunyai 260 gerai. Setelah itu, jaringan apotek Guardian yang didukung kurang lebih 206 gerai di seluruh Indonesia. Jaringan apotek yang satu ini merupakan unit bisnis dari PT Hero Supermarket Tbk.
Giliran selanjutnya adalah jaringan Apotek Roxy yang didukung 22 cabang/gerai yang semuanya berada di wilayah Jabodetabek.
Apotek Roxy mengklaim sebagai apotek yang pertama dan satu-satunya apotek di Indonesia yang menerapkan standar mutu ISO 9001 : 2008.
RNI Grup, melalui PT Phapros Tbk. mempunyai 8 apotek Nusindo Farma dan berencana untuk membuka 14 outlet lagi.
Pengusaha My Salon, Thomas Lie, juga terjun ke bisnis ini. Melalui Apotex yang terhitung baru diluncurkan bila dibandingkan dengan pemain bisnis apotek lainnya, Thomas telah membuka 6 cabang yang semuanya berlokasi di Surabaya. Sistem franchise menjadi andalan Thomas untuk mengembangkan sayap bisnis apoteknya.
Sebuah sumber menyebutkan, pada tahun 2011, omzet bisnis farmasi, dimana sebagian besar berputar di dalam jaringan apotek, diperkirakan sebesar Rp 41,99 triliun. Ke depan, angka tersebut diyakini akan bertumbuh 10 – 15 persen.