Pasalnya, kebutuhan terhadap aluminium lembaran berlapis baja alias zincalume besutan BlueScope Steel Indonesia ikut terdongkrak naik.
Ambil contoh, pemasaran atap zincalume (tanpa sambungan) di area komersial Jawa Timur yang dilakukan oleh PT Utomodeck Metal Works, mitra bisnis utama BlueScope Steel Indonesia. Tak kurang dari seribu ton atap zincalume produksi BlueScope Steel Indonesia dipastikan bisa terjual per bulannya.
Alhasil, BlueScope Steel Indonesia pun berencana akan membangun pabrik baru atap zincalume dengan kapasitas 250 ribu ton per tahun di Cilegon, Banten.
Menurut Cheong Ku Wei, Presiden Direktur BlueScope Steel Indonesia, pabrik anyar tersebut dipastikan akan melengkapi pabrik sejenis yang telah beroperasi sebelumnya di Komplek Industri Cilegon.
BlueScope Steel Indonesia mulai mengoperasikan pabrik pertama di Cilegon pada tahun 1995 dengan kapasitas 265 ribu ton per tahun. Hingga akhir tahun lalu, utilisasinya telah mencapai 100 persen.
Sementara itu, pada saat yang sama, permintaan terhadap atap zincalume tumbuh sebesar 10 persen per tahun dengan daya serap pasar dalam negeri mencapai kurang lebih satu juta ton per tahun.
Hingga saat ini, dari pabrik lama di Cilegon, sebanyak 40 persen produksi aluminium lembaran berlapis baja BlueScope Steel Indonesia dipasarkan ke DKI Jakarta dan Jawa Barat. Di posisi kedua (35 persen), menyusul wilayah pemasaran Jawa Timur dan sekitarnya.
BlueScope Steel Indonesia merupakan bagian dari BlueScope Steel Limited yang bermarkas di Australia. BlueScope Steel Indonesia tercatat menghadirkan kantor penjualan dan pemasaran, antara lain, di Jakarta, Surabaya dan Medan.
Melalui bendera PT Bluescope Lysaght Indonesia, sampai saat ini, BlueScope Steel Indonesia juga mengoperasikan kurang lebih 14 gerai Lysaght Point! yang berfungsi sebagai showroom beragam produk rangka atap baja ringan plus penyediaan jasa layanan konsultasi. (BB/as/Luki)