Buktinya, sepanjang tahun lalu, penjualan Taro diperkirakan telah menyentuh angka Rp 279 miliar.
Menurut Sjambiri Lioe, Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food, kondisi itu dapat tercapai karena pihaknya memiliki jaringan distribusi, sumber daya manusia, dan strategi branding yang tepat.
Itu pula sebabnya, hingga akhir Desember mendatang, Tiga Pilar Sejahtera Food berambisi mendongkrak total penjualan Taro hingga mencapai Rp 450 miliar. Bila hal itu terwujud, maka penjualan makanan ringan Taro bakal tumbuh kurang lebih 61 persen dibandingkan realisasi tahun 2012.
Tiga Pilar Sejahtera Food mengklaim Taro sudah memberikan fulus sebanyak Rp 30,6 miliar dari hasil penjualannya selama medio Januari 2013.
Sebelumnya, Tiga Pilar Sejahtera Food telah mengungkapkan target pendapatan yang akan diraih sepanjang tahun ini, yakni sebanyak Rp 5,2 triliun, atau meningkat dari pendapatan yang berhasil dikumpulkan pada tahun lalu yang ditaksir berada di kisaran Rp 2,97 triliun.
Guna meraih pendapatan Rp 5,2 triliun tersebut, Tiga Pilar Sejahtera Food menyiapkan beberapa langkah. Salah satunya adalah merilis beberapa produk baru plus memperluas pasar.
Bersamaan dengan itu, Tiga Pilar Sejahtera Food pun bermaksud merealisasikan akuisisi Suba Food senilai Rp 100 miliar pada tahun ini.
Suba Food sendiri adalah produsen bihun yang terbuat dari jagung (corn starch) dengan beberapa merek, antara lain, Cap Tanam Jagung, Pilihan Bunda, Cap Panen Jagung, dan Subahoon.
Sampai saat ini, Tiga Pilar Sejahtera Food mengelola tiga divisi, yaitu food, beras, dan minyak sawit mentah (CPO). (BB/as/Christov)