
Alhasil, BCA pun otomatis menjadi perantara pembayaran transaksi (acquirer) kartu American Express di Indonesia.
Kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, kemitraan tersebut diharapkan bisa mempermudah para turis asing pemegang kartu American Express untuk membeli barang yang dibutuhkan di Indonesia.
Ditambahkan pula, besaran fee-based yang diterapkan bervariasi mulai dari US$ 1,8 hingga US$ 2,5, tergantung besarnya nilai transaksi.
Adapun bagi American Express, kolaborasi tersebut diyakini dapat menjadi celah untuk menggaet lebih banyak lagi pengusaha maupun konsumen di Indonesia untuk memiliki kartu American Express.
BCA menginformasikan, kehadiran American Express tersebut, diperkirakan akan semakin memacu pertumbuhan pendapatan berbasis biayanya hingga 18 persen sekaligus meneguhkan posisinya sebagai bank transaksional yang andal.
Bagaimana tidak, sampai saat ini, BCA menghadirkan Electronic Data Capture (EDC) yang sudah mengakomodir beragam produk pembayaran, seperti BCA Card, Debit BCA, Flazz, Visa, MasterCard, JCB, UnionPay, dan Prima Debit.
Patut juga diketahui, hingga akhir medio September 2014, BCA sukses menghimpun kurang lebih 13 juta nasabah via 1.074 kantor cabang.
Lantas, pada periode yang sama, pendapatan BCA dari provisi maupun komisi bersih (fee-based income) tercatat sebanyak Rp 5,3 triliun alias naik sebesar 14,96 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (Rp 4,61 triliun).
Dan, dari angka itu, pendapatan yang bersumber dari kartu kredit diketahui mencapai Rp 1,18 triliun atau setara 22,26 persen terhadap total pendapatan provisi dan komisi BCA.
Sedangkan, American Express sendiri digunakan sekitar 100 juta orang yang tersebar di 130 negara, sampai saat ini. (BB/as/Luki)