Dan, lebih dari itu, Axe Black disebut khusus ditujukan agar laki-laki Indonesia yang berperawakan kalem bisa tampil lebih maskulin.
Kata Raditya Beer, Assistant Brand Manager Axe, varian anyar tersebut merupakan hasil perpaduan wangi semangka, frozen pear serta woody fragrance yang dikembangkan oleh Ann Gottlieb, salah satu peracik parfum terbaik dunia.
Ditambahkan, segmentasi pasar tadi tak lepas dari riset yang digelar oleh BMI Research di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Medan, beberapa waktu lalu, yang melibatkan 650 responden laki-laki maupun perempuan.
Adapun hasilnya, delapan dari 10 perempuan yang disurvei, menginginkan laki-laki yang tidak banyak bicara tapi meyakinkan sebagai sosok laki-laki ideal.
Dengan demikian, tegas Unilever Indonesia, Axe Black diharapkan bisa merepresentasikan sosok tersebut, yaitu kalem tapi tetap mewah.
Patut juga diketahui, kehadiran varian baru ini otomatis melengkapi varian Axe yang lebih dulu dilansir untuk melayani konsumen pria di Indonesia, yakni Axe Gold, Axe Dark serta Axe Brown.
Dalam catatan Berita-Bisnis, Unilever Plc sendiri menghadirkan Axe Black dalam rangkaian produk berupa deodorant body spray, deodorant stick, roll-on, antiperspirant spray, shower gel, shampoo, gel foam plus clay tin di seluruh dunia, kecuali di Amerika Utara, Tiongkok, dan India.
Asal tahu saja, strategi pemasaran yang memosisikan produk anyar dengan citra tertentu yang beranjak dari sebuah hasil penelitian, bukanlah hal baru bagi Unilever Plc maupun Unilever Indonesia.
Ketika merilis Axe Brown misalnya, Unilever Plc kala itu bahkan merepresentasikannya sebagai produk yang cocok dengan segmen pria yang berusia lebih dewasa. Sementara Axe Dark diarahkan sebagai solusi untuk pria yang seksi dan adiktif. Sedangkan Axe Gold hadir untuk laki-laki yang elegan dan dewasa.
Dan, tak dapat disangkal, berbagai jurus marketing tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memperdalam sekaligus memperluas segmen pasar yang disasar.
Alhasil, langsung maupun tidak langsung, implementasi strategi tadi diduga kuat ikut memberikan kontribusi yang tidak sedikit kepada performa penjualan Unilever Indonesia.
Per akhir tahun lalu, Unilever Indonesia mampu mencatat penjualan sebanyak Rp 34,51 triliun atau meningkat sekitar 12,20 persen dari tahun sebelumnya. Di saat yang sama, laba yang dikumpulkan tercatat sebesar Rp 5,35 triliun alias tumbuh 7,2 persen tinimbang tahun 2013. (BB/as/Christov)