Dan, lebih dari itu, busi baru ini bahkan disebut sudah mengalami perubahan plus penyesuaian (improvement) bila dibandingkan dengan tipe sebelumnya (CPR9EA-9).
Adapun perubahan dan penyesuaian yang dimaksud tadi fokus kepada peningkatan efek erosi yang sebesar 40 persen pada elektroda, yang pada giliran berikutnya diharapkan mampu bertahan pada efek oksidasi yang diakibatkan dari proses pembakaran.
Kata Assistant Marketing Manager NGK Busi Indonesia, Mahesa Argha Yudha, pihaknya optimistis, busi tipe MR9C-9N bakal bisa menambah daya pacu mesin motor Honda tipe Enhance Smart Power (ESP), yang merupakan teknologi turunan dari mesin Honda Vario atau Beat yang terkenal dengan fitur ACG dan ISS (mesin lebih responsif dengan akselarasi tinggi).
Dijelaskan pula, untuk mesin berkapasitas 110 cc, busi MR9C-9N dapat menyumbang efisiensi bahan bakar sebesar 7 persen (versi Non ISS) serta mampu berlari hingga 100 km/jam.
Di sisi lain, NGK Busi Indonesia juga mengatakan, busi NGK tipe MR9C-9N sudah disematkan langsung dari pabrik pada sebagian motor Honda, seperti CBR 150 dan Scoopy.
Berita-Bisnis mencatat, sepanjang semester pertama tahun ini, NGK Busi Indonesia sukses membukukan 70 persen dari total target penjualan yang ingin diraih selama 2016, terutama dipicu oleh perkembangan segmen pasar mobil low cost green car (LCGC).
Patut diketahui pula, sejak tiga tahun silam, NGK Busi Indonesia dikenal luas sebagai pemasok tunggal pabrikan mobil LCGC generasi pertama untuk semua merek.
Dan, mobil LCGC yang selama ini menggunakan busi NGK, terdiri dari Suzuki Karimon Wagon, Honda Brio Satya, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, serta Datsu Go+.
Kelak, bila tak ada halangan, NGK Busi Indonesia pun berusaha untuk lebih agresif lagi memenuhi permintaan pasar untuk segmen mobil minibus, compact car, dan city car. (BB/as/Luki)