Untuk itu, dengan melibatkan empat diler besar, Ewindo berupaya meraih 1.050 ton penjualan varietas benih sayuran hingga akhir tahun nanti. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun lalu yahg mencapai 1.000 ton.
Menurut Glenn Pardede, Managing Director Ewindo, dalam radar bisnis Ewindo, wilayah pemasaran Jawa Timur memegang peranan penting lantaran volume daya serap benih sayuran di Jawa Timur terhitung berada di posisi kedua setelah area marketing Jawa Barat.
Ditambahkan, hingga kini, Ewindo mengoperasikan kantor produksi benih sayuran yang berlokasi di Jember dan di Purwakarta. Adapun total kapasitas produksinya mencapai 40 ribu ton per tahun. Selain untuk melayani kebutuhan pasar domestik, sebagian varietas benih sayuran tersebut diekspor ke berbagai negara, seperti ke Vietnam, China, dan Thailand.
Sampai saat ini pula, guna menopang operasionalisasi bisnisnya, Ewindo tercatat merangkul kurang lebih tujuh ribu petani melalui pola kemitraan.
Pada tahun lalu, saat nilai penjualan benih hortikultura secara nasional ditaksir telah berada di kisaran Rp 900 miliar, Ewindo mengklaim mampu menguasai kurang lebih 50 persen market share. Sedangkan pada tahun ini, di kala total angka penjualan benih hortikultura di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 1 triliun, Ewindo berusaha mengincar penjualan sebanyak Rp 500 miliar.
Ewindo pernah mengungkapkan rencananya untuk menambah lima varietas bibit hortikultura terbaru pada tahun ini. Jenis varietas baru tersebut, antara lain, adalah tomat, timun, dan cabai.
Masih di tahun ini, Ewindo juga berencana menyelesaikan pembangunan green house senilai Rp 5 miliar yang dibangun di kawasan Lembang, Jawa Barat.
Ewindo adalah perusahaan benih pertama di Indonesia yang memproduksi, mengembangkan, dan menjual benih sayuran tropis hibrida dengan merek dagang Cap Panah Merah. Ewindo beroperasi perdana pada tahun 1990 dan merupakan bagian dari East-West Seed International Ltd. yang berbasis di Thailand. (BB/as/Christov)