Dan, asal tahu saja, pabrik yang menelan dana investasi hingga Rp 340 miliar itu, berada dalam naungan PT Fonterra Brands Manufacturing Indonesia, unit produksi Fonterra Co-operative Group Limited yang berbasis di Selandia Baru.
Kata Johan Priem, Managing Director Asia, Middle East, Africa Fonterra Co-operative Group Limited, pabrik anyar tadi merupakan investasi terbesar pihaknya di kawasan Asean dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Ditambahkan pula, pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektar tersebut, tergolong pabrik blending dan packing, dengan kapasitas sebesar 100 metrik ton per hari (blending) dan mampu mengemas 16 ribu metrik ton produk per tahun atau 87 ribu kemasan per hari.
Lebih dari itu, pabrik yang sama juga telah menggunakan teknologi canggih, seperti X Ray, yang disebut tidak ada di negara lain.
Fonterra Co-operative Group Limited menginformasikan, hasil produksi pabrik Cikarang saat ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
Namun, bila memungkinkan, hasilnya akan diekspor dalam tempo lima tahun ke depan.
Berita-Bisnis mencatat, selama hampir 30 tahun, Fonterra Co-operative Group Limited sejatinya telah beroperasi di ranah bisnis susu di Indonesia, dengan mengusung beberapa merek, yaitu Anmum, Anlene, Anchor, dan Boneeto, yang dipasarkan via PT Fonterra Brands Indonesia.
Dan, sampai saat ini, Annele terhitung sebagai kontributor utama penjualannya. Hingga akhir tahun lalu misalnya, pangsa pasar Anlene di segmen susu kalsium dewasa serta manula sudah mencapai 58 persen.
Adapun di segmen susu anak, merek Boneeto diduga kuat sudah meraih pangsa pasar sebesar 12 persen. (BB/as/Christov)