Pabrik itu tercatat menghimpun kurang lebih 4.500 tenaga kerja yang mampu memproduksi 325 hingga 410 batang SKT merek Dji Sam Soe per jam per pekerja.
Menurut Henny Susanto, Head of Stakeholders & Regional Relations HM Sampoerna, pabrik SKT Silo merupakan pabrik SKT ke-7 yang dimiliki oleh HM Sampoerna, sampai saat ini.
Ditambahkan, pengoperasian pabrik baru yang berdiri di atas lahan seluas 23 ribu meter persegi tersebut, otomatis melengkapi fasilitas produksi rokok HM Sampoerna lainnya yang terletak, antara lain, di Lumajang, Malang, Surabaya, Probolinggo, dan Karawang.
Hingga kini, melalui rokok merek Dji Sam Soe dan Sampoerna Hijau, HM Sampoerna mengklaim mampu menguasai sekitar 45 persen pangsa pasar SKT di Indonesia.
Dan, sepanjang tahun lalu, HM Sampoerna yang merupakan perusahaan manufaktur dan perdagangan rokok, tercatat berhasil membukukan pendapatan pokok sebesar Rp 66,56 triliun.
Di saat yang sama, penjualan merek Dji Sam Soe dan kelompok merek Sampoerna Kretek diklaim tumbuh sebesar 10 persen.
Adapun laba bersih yang sukses diraup selama tahun lalu tercatat sebanyak Rp 9,95 triliun atau naik 23,29 persen bila dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2011 (Rp 8,07 triliun).
HM Sampoerna juga menegaskan masih memimpin pasar industri rokok dengan pangsa pasar sebesar 35,6 persen yang ditopang pertumbuhan kelompok merek Sampoerna A dan U Mild dalam segmen Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine. (BB/as/Luki)