Dana pembangunan kampus yang ramah lingkungan tersebut diklaim efisien karena ruangannya dirancang secara khusus agar sinar matahari masuk dalam jumlah terbatas. Dengan demikian, beban biaya untuk mendinginkan ruangan bisa berkurang hingga 10 persen.
Di sisi lain, dengan menggunakan beton khusus, lantai turut berperan mendinginkan ruangan. Lebih dari itu, rancangan atap bangunan pun diatur sedemikian rupa agar air yang jatuh bisa langsung turun ke daerah resapan yang kemudian didaur ulang.
Menurut Eamon Ginley, Presiden Direktur Holcim Indonesia, keikutsertaan pihaknya dalam pembangunan Kampus Ecotech Ignatius Loyola itu merupakan bagian dari corporate social responsibility.
Ditambahkan, pihaknya berharap pembangunan Kampus Ecotech Ignatius Loyola yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 3.600 meter persegi itu diproyeksikan bisa menjadi pelopor pembangunan yang selaras dengan prinsip go green.
Dari Januari 2012 hingga akhir September silam, Holcim Indonesia berhasil mengumpulkan pendapatan sebanyak Rp 6,5 triliun atau naik sekitar 20,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di saat yang sama, Holcim Indonesia berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 911 miliar atau tumbuh 23,1 persen ketimbang posisi akhir September 2011.
Jika tak ada halangan, pada tahun 2013, Holcim Indonesia -produsen semen, beton jadi, dan agregat- bakal mulai mengoperasikan pabrik baru di Tuban.
Kehadiran pabrik tersebut -melengkapi dua pabrik di Narogong (Jawa Barat) dan di Cilacap (Jawa Tengah)- otomatis mendongkrak kapasitas produksinya menjadi 10 juta ton per tahun. (BB/as/Christov)