Pinjaman lunak tersebut direncanakan bakal dieksekusi dalam empat tahap sampai akhir tahun 2013. Sebelumnya, Phapros telah memberikan dana sebanyak Rp 759 juta kepada 13 koperasi dan UKM yang bergerak di berbagai bidang usaha.
Menurut Erlangga Tri Putranto, Direktur Utama Phapros, para mitra binaan Phapros umumnya berupa pengusaha kecil yang berkecimpung di bidang usaha home industry, bordir, batik, kerajinan, makanan kecil, dan lain sebagainya.
Ditambahkan, Phapros hanya mengenakan bunga sebesar 6 persen per tahun dengan masa pengembalian selama 24 bulan.
Hingga kini, Phapros tercatat sudah menyalurkan pinjaman lunak sebanyak Rp 15,1 miliar kepada 374 koperasi dan UKM yang tersebar di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jakarta.
Sepanjang tahun lalu, Phapros berhasil mencetak penjualan senilai Rp 530 miliar atau meningkat sebesar 12,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp 470 miliar).
Pertumbuhan penjualan tersebut bersumber dari hasil penjualan obat generik sebanyak Rp 228 miliar, obat Over The Counter (OTC), ethical, dan branded senilai Rp 180 miliar serta penjualan obat herbal sebesar Rp 102 miliar.
Bersamaan dengan itu, guna memperkuat posisinya di bisnis farmasi di Indonesia, Phapros juga berniat memasarkan 14 item produk baru selama tahun 2013. Dari jumlah tersebut, sebagian telah diperkenalkan kepada konsumen.
Berbekal kurang lebih 340 item produk, Phapros yang bermarkas di Semarang itu, tercatat berupaya meraih pendapatan sebanyak Rp 750 miliar hingga akhir Desember mendatang. (BB/as/Christov)