
Buktinya, hingga akhir 2012, Bank OCBC NISP mampu meraup laba sebesar Rp 915 miliar atau naik 22 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, peran serta nasabah dan mitra usaha sangat vital dalam mencapai keberhasilan tersebut.
Ditambahkan, jika pada tahun 2011, pendapatan bunga bersih Bank OCBC NISP baru mencapai Rp 2,3 triliun, maka hingga akhir Desember silam, angka tersebut meningkat sebesar 14 persen menjadi Rp 2,6 triliun.
Di saat yang sama, pendapatan berbasis biaya alias non bunga pun tumbuh 28 persen menjadi Rp 836 miliar. Sementara pada tahun 2011, kontribusi pendapatan non bunga hanya Rp 651 miliar.
Adapun dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan (akhir tahun 2012) tercatat sebanyak Rp 60,8 triliun.
Bank OCBC NISP mengklaim sangat selektif dalam memberikan kredit sehingga rasio kredit bermasalah yang pada akhir tahun 2011 masih bertengger di angka 1,3 persen, sudah turun menjadi 0,9 persen pada akhir tahun lalu.
Sampai 31 Desember 2012, total aset Bank OCBC NISP sudah berada di kisaran angka Rp 79,1 triliun.
Sepanjang tahun ini, Bank OCBC NISP telah mengungkapkan rencananya untuk menambah tiga kantor cabang baru. Salah satunya di Jakarta. Sementara dua kantor cabang baru lainnya diproyeksikan berlokasi di luar Pulau Jawa.
Bersamaan dengan itu, Bank OCBC NISP juga berniat menghadirkan 50 mesin anjungan tunai mandiri (ATM) baru guna melengkapi 695 ATM yang telah beroperasi, sampai saat ini. (BB/as/Christov)