Dan, asal tahu saja, pabrik senilai Rp 820 miliar itu, memproduksi bumbu masak merek Royco dan kecap Bango.
Kata Hermant Bakshi, Presiden Direktur Unilever Indonesia, kehadiran pabrik anyar yang menyerap tenaga kerja sekitar 600 orang tersebut, diharapkan mampu menopang perwujudan visi pihaknya dalam rangka menumbuhkan bisnis hingga dua kali lipat di masa mendatang.
Ditambahkan pula, pihaknya optimis, pengoperasian pabrik tadi bakal bisa memperkuat penetrasi Unilever Indonesia di segmen consumer goods, khususnya di arena bisnis kecap dan bumbu masak.
Maklumlah, pabrik dengan luas bangunan mencapai 63 ribu meter persegi ini, memiliki kapasitas produksi sebanyak 24 juta pieces per hari atau 7 miliar pieces per tahun, baik untuk produk Royco maupun Bango.
Unilever Indonesia juga menegaskan, kehadiran pabrik yang telah mengantongi persyaratan Halal, FSSC 22000, ISO 14000, dan ISO 18000, itu merupakan bagian dari komitmen investasinya yang sebanyak Rp 8,5 triliun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Dalam catatan Berita-Bisnis, sepanjang tahun lalu, sekitar 95 unit usaha bisnis kecap serta 56 unit usaha bumbu masak skala menengah dan besar, meramaikan arena bisnis kecap dan bumbu masak di pasar domestik.
Lantas, di saat yang sama, nilai produksi kecap diperkirakan sudah mencapai Rp 7,1 triliun dan Rp 7,2 triliun untuk bisnis bumbu masak.
Dan, khusus untuk Bango yang dilansir oleh Unilever Indonesia, ditengarai masih mendominasi pentas bisnis kecap di Indonesia sampai saat ini, bersama kecap ABC yang dirilis oleh PT Heinz ABC Indonesia. (BB/as/Christov)