Buktinya, dengan menggunakan bahan dasar es krim Magnum berbalut cokelat Belgia, Unilever Indonesia baru saja memperkenalkan Magnoffee (Magnum dan Coffee) kepada kalangan pleasure seekers.
Kata Kaninia Radiatni, Assistant Brand Manager Magnum – Unilever Indonesia, Magnoffee adalah cara baru menikmati es krim dan cokelat premium dengan kopi.
Itu pula sebabnya, Unilever Indonesia optimistis Magnoffee akan menjadi tren gaya hidup masa kini yang diterima oleh konsumen lantaran siapa pun bisa meracik Magnoffee sesuai dengan selera masing-masing.
Perlu diketahui, pada medio Januari lalu, Unilever Indonesia juga sudah melansir varian Magnum Infinity yang diklaim merupakan kreasi anyar dengan menggunakan cokelat asal Tanzania.
Produk dengan banderol harga Rp 11 ribu per kemasan itu tercatat hadir dalam dalam dua rasa, yaitu chocolate dan caramel.
Di sisi lain, patut juga diketahui bahwa lembaga riset Nielsen yang berbasis di New York, Amerika Serikat, telah menempatkan es krim Magnum sebagai salah satu dari 14 produk inovatif dalam laporannya yang berjudul Breakthrough Innovation Report, di pertengahan Juli tahun lalu.
Bersama Skinny Cow Candy keluaran Nestle S.A dan Downy UNSTOPABLES™ In Wash Scent Booster besutan Procter & Gamble Co. misalnya, produk es krim itu dinyatakan lebih unggul ketimbang 3.439 produk konsumen anyar dalam hal inovasi.
Dan, tentu saja, agar sampai pada kelompok ini, Nielsen sudah pasti memberlakukan persyaratan ketat.
Untuk itu, syarat pertama yang harus dipenuhi adalah produk unggul tersebut harus memiliki relevansi sekaligus mampu menorehkan penjualan minimal sebesar 50 juta dolar atau bahkan lebih yang bisa diukur lewat saluran penjualan food, drug, convenience, dollar store serta mass merchandise.
Yang kedua, penjualan yang dibukukan pada tahun kedua sejak diluncurkan minimal mencapai 90 persen dari total penjualan tahun pertama (endurance).
Sementara persyaratan yang ketiga adalah produk itu terbukti mampu memberikan proposisi nilai baru kepada pasar alias konsumen. Atau dengan kata lain, upaya brand restages, formulasi ulang bahan dasar maupun perubahan kemasan dan ukuran tidak berlaku dalam penelitian tersebut.
Magnoffee bisa jadi tidak termasuk dalam parameter survei tadi. Namun, sulit dimungkiri, kehadiran cara baru untuk menikmati es krim ini, tak lepas dari usaha Unilever Indonesia untuk memperkuat dominasinya di pentas bisnis es krim di Indonesia.
Maklumlah, masih menurut Nielsen, nilai penjualan es krim di pasar domestik diperkirakan sudah mencapai Rp 102,12 triliun pada tahun 2012. Adapun market size-nya, diduga kuat tetap tumbuh sebesar 10 sampai 15 persen per tahun. (BB/as/Christov)