(Berita-Bisnis) – Target yang dipasang itu sekilas tampak ambisius. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) ingin meraih 550 ribu pemegang kartu kredit baru sepanjang tahun ini. Padahal, persaingan di ranah bisnis kartu kredit di Indonesia terbilang sengit.
Di sisi lain, Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/2/PBI/2012 tanggal 6 Januari 2012 tentang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), diperkirakan bisa berpotensi memperlambat laju bisnis kartu kredit – di samping sisi baik yang ditawarkannya.
Pasalnya, PBI baru tadi mengatur bahwa hanya nasabah yang berpenghasilan minimal Rp 3 juta per bulan saja yang boleh memiliki kartu kredit. Sementara sebelumnya, mayoritas bank atau penerbit kartu mensyaratkan pendapatan minimal Rp 2,5 juta per bulan.
Kemudian, hanya nasabah yang berpenghasilan minimal Rp 10 juta yang boleh memiliki dua kartu kredit dari penerbit berbeda. Jadi, mungkinkah target BNI itu bisa tercapai?
Lagi-lagi waktu jualah yang pantas menjadi penilai yang adil. Tapi, yang jelas, medio Februari silam, langkah awal telah diayunkan. BNI berhasil menggaet Ikatan Alumni Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi untuk menerbitkan kartu kredit Afinity BNI–ILUNI FE UI yang hadir dalam 2 jenis varian, yaitu Emas dan Platinum.
Setelah itu, BNI juga berhasil merangkul PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. guna menghadirkan kartu kredit co-branding yang disajikan secara khusus bagi pengguna jasa maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Kerjasama itu rupa-rupanya punya poin penting yang tak bisa diabaikan begitu saja, yaitu BNI bakal menjadi satu-satunya mitra bank lokal dalam menerbitkan dan mengelola semua produk kartu kredit co-branding Garuda Indonesia.
Selanjutnya, yang cukup “menghebohkan” adalah kesepakatan bisnis yang berhasil dijalin oleh BNI dengan Chelsea FC, salah satu klub Premier League Inggris. Lewat kerjasama yang berlaku selama empat tahun, BNI berhak memakai format co-branding dalam bisnis kartu kredit dan kartu debitnya.
Sekedar informasi, untuk memperoleh hak istimewa tersebut, BNI disebut-sebut mengalahkan lima kontestan bank yang berasal dari Indonesia. Dengan kesepakatan bisnis itu pula, BNI tercatat sebagai bank pertama di kawasan Asia yang bermitra dengan Chelsea FC.
Jika kartu kredit Afinity BNI–ILUNI FE UI ditawarkan kepada kurang lebih 35 ribu anggota ILUNI FE UI, maka kartu kredit co-branding dengan Chelsea FC dan Garuda Indonesia dijajakan ke jutaan fans Chelsea FC yang ada di Indonesia maupun kepada jutaan penumpang Garuda Indonesia.
Terlepas dari hasil yang mampu dipetik sampai saat ini, aksi BNI di atas jelas-jelas tak bisa dilepaskan dari ambisi besarnya yang ingin memperbesar porsinya tahun ini di ranah bisnis kartu kredit Indonesia.
Sepanjang tahun lalu, BNI mengklaim telah sukses menumbuhkan bisnis kartu kreditnya hingga 50 persen lebih atau berhasil merilis 525 ribu kartu kredit baru. Dengan demikian, hingga akhir 2011, total pemegang kartu kreditnya tak kurang dari 2 juta cardholder. Jumlah itu setara dengan 14 persen penguasaan pangsa pasar kartu kredit – bila dilihat dari jumlah kartu yang sudah diterbitkan. Dan, pada saat yang sama, semua pemegang BNI credit card tercatat melakukan transaksi hingga Rp 13,5 triliun.
Seolah tak mau ketinggalan, pada awal April silam, PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BII) pun merilis secara resmi BII Kartu Kredit MC2 dengan karakter Angry Birds.
Menurut Stephen Liestyo, Direktur Perbankan Konsumer BII, waktu itu, BII Kartu Kredit MC2 Angry Birds sengaja dirancang untuk memperluas basis nasabahnya dengan menyasar kalangan first jobber (kaum muda yang cerdas, dinamis, progresif, dan responsible).
Mirip dengan BNI, BII juga memperoleh keistimewaan sebagai satu-satunya bank di Indonesia serta yang pertama di kawasan Asia Tenggara yang memegang hak menerbitkan kartu kredit dengan karakter Angry Birds.
Sayang, data kinerja kartu kredit BII tidak banyak terungkap. Yang jelas, sampai 31 Desember 2011, fee based income BII meningkat sebanyak 12 persen menjadi Rp 2,328 miliar ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dan, pos fee based income memberikan kontribusi sebesar 37 persen dari total pendapatan operasional BII.
Nah, fee based income BII terutama bersumber dari kenaikan fee dari transaksi perbankan korporasi, treasury, trade finance, remittance, dan jasa lainnya, termasuk kartu kredit.
Oh ya, di awal tahun ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri) juga turut meramaikan ranah bisnis kartu kredit dengan meluncurkan kartu kredit Mandiri Feng Shui Card yang diterbitkan dalam lima desain kartu.
Selain itu, kartu kredit Mandiri Feng Shui Card juga menggunakan delapan nomor awal kartu khusus dari MasterCard Worldwide, yaitu 5573 3888 yang mengandung arti kekayaan, jauh dari halangan dan permusuhan, serta didekatkan ke arah kemakmuran.
Seperti halnya BNI dan BII, Bank Mandiri juga berniat memanfaatkan kartu kredit baru tersebut sebagai alat untuk menggenjot jumlah pemegang kartu kreditnya. Sampai akhir Desember silam, Bank Mandiri mengklaim telah berhasil menghimpun 2,3 juta pemegang kartu kredit dengan nilai transaksi (unaudited) mencapai lebih dari Rp 15 triliun atau tumbuh sebanyak 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), ada 20 institusi penerbit kartu kredit (15 diantaranya adalah bank) yang beroperasi di Indonesia, hingga kini. Dan, masih menurut AKKI, per akhir Maret 2012 lalu, sekitar 14,7 juta kartu kredit telah diterbitkan dengan volume transaksi mencapai kurang lebih 52,7 juta kali. Adapun nilai transaksinya sendiri mencapai kurang lebih Rp 46,3 triliun.
Meski PBI baru telah diberlakukan, namun bila melihat antusiasme dari masing-masing lembaga penerbit, nilai transaksi di atas tadi tampaknya bakal semakin lebih membesar lagi hingga tutup tahun ini. Ya, itu tadi contohnya, BNI, BII, dan Mandiri, masing-masing tampak agresif memasarkan produk kartu barunya.
Termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) yang juga melansir kartu kredit BRI Touch pada medio November lalu. Didukung dengan berbagai aktifitas pemasaran yang bertumpu ke empat tema (olahraga, musik, pesta, belanja), BRI Touch yang dirancang bersama Visa itu, mengincar kaum muda yang berusia 20-40 tahun.
Menurut Mohammad Helmi, General Manager Divisi Kartu Kredit BRI, kala itu, pihaknya menargetkan akan meraih 200 ribu pemegang kartu BRI Touch per tahunnya. Kalau rencana tersebut bisa berjalan mulus, maka tentulah jumlah pemegang kartu kredit BRI akan semakin bertambah.
Sekedar informasi, BRI sebelumnya menerbitkan kartu kredit BRI Mastercard yang hingga akhir Oktober 2011 telah berhasil merengkuh lebih dari 400 ribu nasabah dengan transaksi bulanan rata-rata mencapai Rp 4,7 juta per kartu.
Agresifitas yang sama juga diperlihatkan oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Walau sempat mengalami “gangguan” dengan hilangnya lebih dari 300 ribu pemegang kartu akibat peralihan kepemilikan Carrefour -mengalihkan kerja sama kartu kreditnya ke PT Bank Mega Tbk. yang merupakan perusahaan afiliasi dalam satu grup- toh bank milik Grup Djarum ini segera berbenah.
Hasilnya, dalam tempo singkat, kurang lebih tiga bulan, persisnya sampai September lalu, total jumlah kartu kredit BCA telah menyentuh angka 1,9 juta kartu dan diproyeksikan bisa menembus angka 2 juta kartu sampai akhir tahun lalu. Padahal sebelumnya, saat kerjasama dengan Carrefour putus di tengah jalan, jumlah pemegang kartu kredit BCA sempat menyusut dari 2,1 juta menjadi 1,8 juta orang.
Bagaimana dengan yang lain?
Di pentas bisnis kartu kredit, nama Citibank tentu saja tidak boleh dilupakan. Bagi banyak pihak, Citibank malah dianggap sebagai pelopor bisnis kartu kredit di Indonesia. Dan, jika merujuk ke data Bank Indonesia, pada medio Februari 2011, disebutkan bahwa di kala jumlah kartu kredit yang beredar tercatat sebanyak 13,8 juta kartu, andil Citibank ketika itu sudah mencapai 1,5 juta kartu.
Dari data yang sama juga diperoleh informasi bahwa bank yang termasuk lima besar penerbit kartu kredit saat itu terdiri atas BCA (2,2 juta kartu), Bank Mandiri (2 juta kartu), BNI (1,6 juta kartu), Citibank (1,5 juta kartu), dan Bank CIMB Niaga (1 juta kartu).
Bagaimana dengan kondisi sekarang? Atau minimal hingga akhir tahun lalu?
Dari berbagai data yang dikompilasi oleh berita-bisnis.com, terungkap bahwa pada tahun ini, BCA berambisi menambah kartu kreditnya menjadi 2,5 juta hingga akhir tahun nanti. Artinya, meningkat sekitar 400 ribu kartu baru dibanding tahun lalu (2,1 juta kartu). Sedangkan target nilai transaksi yang dipatok berkisar di angka Rp 25 triliun.
BNI sendiri mengatakan bahwa hingga akhir 2011, total pemegang kartu kreditnya tak kurang dari 2 juta cardholder yang membukukan transaksi mencapai Rp 13,5 triliun. Adapun Bank Mandiri menyebut bahwa pihaknya telah berhasil merangkul sekitar 2,3 juta pemegang kartu sampai akhir tahun lalu dengan nilai transaksi (unaudited) mencapai lebih dari Rp 15 triliun.
Sedangkan jumlah pemegang kartu kredit Bank CIMB Niaga tampak tidak begitu jauh berubah, tidak seperti Citibank yang diperkirakan cukup banyak menyusut akibat kesandung persoalan yang melandanya beberapa waktu lalu.
Singkat cerita, dari data di atas, tampak Bank Mandiri masih berada di posisi terdepan dengan 2,3 juta pemegang kartu. (BB/Christov)