
(Berita-Bisnis) – Guna memperkuat penetrasinya di bisnis hypermarket, PT Matahari Putra Prima Tbk. -pengelola gerai Hypermart- berencana akan menjual beberapa aset bisnis yang tergolong non inti.
Aset non inti tersebut, antara lain, PT Matahari Graha Fantasi (pengelola gerai mainan Timezone), PT Times Prima Indonesia (pengelola toko buku Times Bookstore), dan PT Prima Cipta Lestari yang mengelola beberapa restoran, seperti Teo Chew Palace, Mandarin Chicken Rice, Peach Garden, dan Kemiri Foodcourt.
Menurut Benjamin J. Mailool, Presiden Direktur Matahari Putra Prima, pihaknya membanderol penjualan aset bisnis non inti tersebut kurang lebih senilai Rp 3,2 triliun.
Ditambahkan, aksi korporasi itu juga merupakan hasil kajian dari pihak ketiga, yakni Merryl Lynch Singapore.
Matahari Putra Prima rencananya akan mengajukan aksi korporasi tersebut ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk disetujui plus meminta izin dari Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan.
Dalam tempo tiga tahun terakhir, Matahari Putra Prima tercatat telah menghadirkan konsep gerai Hypermart compact yang terbukti memberikan dampak positif terhadap kinerjanya.
Sepanjang kuartal pertama tahun 2012, Matahari Putra Prima berhasil membukukan pendapatan sebanyak Rp 2,4 triliun atau naik sebesar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Rp 2,064 triliun).
Dari total pendapatan tersebut, 72 gerai Hypermart yang tersebar di seluruh Indonesia memberikan kontribusi sebesar Rp 2,37 triliun atau meningkat sebesar 21 persen ketimbang periode yang sama tahun 2011.
Bersamaan dengan itu, Matahari Putra Prima juga sedang menjajal bisnis mini market lewat kehadiran dua gerai Big Mart yang menjual barang fresh dan frozen serta berlokasi di Bogor.
Dana investasi kedua mini market yang tergolong pilot project tersebut ditaksir mencapai Rp 2 miliar. (BB/Christov)