Buktinya, menara pertama apartemen Holland Village yang baru akan diluncurkan secara resmi pada kuartal kedua tahun ini, telah mengalami kelebihan pesanan hingga 200 persen.
Menurut Ivan Setiawan Budiono, CEO Lippo Homes, divisi usaha mixed used superblock development PT Lippo Karawaci Tbk, kondisi tersebut merupakan bukti bahwa Holland Village bisa menjadi sarana investasi yang prospektif bagi para investor yang menginginkan nilai tambah di kawasan Jakarta Pusat.
Lippo Homes menghadirkan kurang lebih 200 unit di menara apartemen tersebut. Adapun luas unitnya, mulai dari 70 meter persegi hingga 120 meter persegi. Sementara harga jualnya, dibanderol dengan harga di bawah Rp 20 juta per meter persegi atau setara Rp 1,5 miliar untuk tipe 70 meter persegi.
Lippo Homes berencana menghadirkan dua menara apartemen berkapasitas total 350 unit sampai 500 unit dengan luas berkisar 70 meter persegi hingga 120 meter persegi. Kedua menara apartemen itu akan berdiri di atas pusat perbelanjaan seluas 60 ribu meter persegi.
Sebelumnya, Lippo Karawaci telah mengumumkan bahwa kawasan terpadu Holland Village dibangun di atas lahan seluas 7 hektar dan akan dikerjakan dalam dua tahapan pembangunan. Yang pertama adalah menghadirkan pusat perbelanjaan sekaligus menara apartemen. Selanjutnya mengembangkan Office Tower, Hotel, dan Dining & Entertainment Area.
Kawasan terpadu Holland Village diklaim senilai Rp 5 triliun dan merupakan kelanjutan dari kesuksesan pembangunan dua kawasan terpadu yang telah dikembangkan sebelumnya di Kemang Village (Kemang, Jakarta Selatan) dan The St. Moritz Penthouse & Residences yang berada di Puri Indah, CBD Jakarta Barat.
Holland Village yang dirancang oleh DP Architects Singapura disebut merupakan proyek pengembangan kawasan terpadu yang terbesar di kawasan Cempaka Putih, sampai saat ini. (BB/as/Christov)