Bagaimana tidak, terhitung dari awal Januari hingga akhir Juli lalu, produk pemanas air yang dijajakan oleh PT Salis ACK Indonesia ini, telah berhasil meraup penjualan senilai Rp 400 juta per bulan.
Padahal, sampai akhir medio Desember mendatang, Salis ACK Indonesia hanya memproyeksikan total penjualan sebanyak Rp 500 juta per bulan.
Kata Eling Wahyu Gunawan, General Manager Salis ACK Indonesia, kondisi yang menggembirakan tadi sejatinya tak lepas dari kemampuan Seers untuk berhemat listrik.
Ditambahkan, dengan memanfaatkan elemen bernama P3 (sejenis silika keramik yang berfungsi mengantar panas), Seers hanya membutuhkan daya 440 watt saat pemasangan pertama. Sementara produk pemanas lain bisa mencapai daya 800 watt.
Lantas, bila dimaksimalkan hingga 70 derajat celcius, pemakaian daya listrik Seers cukup 600 watt. Sedangkan, untuk suhu yang sama, pemanas konvensional membutuhkan daya listrik sampai 2,300 watt.
Lebih dari itu, daya listrik yang dipakai Seers juga disebut paling stabil dibandingkan dengan produk pemanas air lain.
Alhasil, hingga saat ini, Seers sudah dipakai di beberapa hotel di Indonesia, antara lain, Hotel Hardrock Cafe Bali, Puri Casablanca Jakarta, dan salah satu hotel di Malang.
Salis ACK Indonesia menginformasikan, guna memenuhi kebutuhan segmen korporat maupun residensial, pihaknya menawarkan Seers dalam beberapa tipe, yakni tipe 30, 40, 60, 80, 100, 150, 300, dan tipe 500 liter.
Salis ACK Indonesia sendiri diketahui merupakan bagian dari Seers Sdn. Bhd. yang berdiri pada 2008 serta fokus kepada water heating systems. Seers Sdn. Bhd. juga merupakan pemilik merek dan produsen Seers DC Water Heater System. (BB/as/Luki)