Bagaimana tidak, total nilai penjualan tadi bukanlah angka kecil, bahkan terbilang sangat layak untuk diperebutkan. Tak terkecuali untuk segmen produk perawatan rambut.
Yang terbaru, dengan mengincar segmen wanita, PT L’oreal Indonesia -melalui L’oreal Professionnel- resmi memperkenalkan HairSpa DX yang diklaim sebagai jawaban terhadap kebutuhan perempuan Indonesia yang terus menerus terekspos polusi, panas maupun kelembapan.
Oleh L’oreal Professionnel, HairSpa DX dihadirkan dalam wujud empat produk, yakni DX Scalp Clay (digunakan sebelum sampo), DX Shampoo, DX Creambath, dan Concentrate.
Kata Yola Sutjiutomo, Business Unit Manager L’oreal Professionnel, rangkaian produk perawatan kulit kepala tersebut saat ini sudah tersedia di salon-salon terkemuka L’oreal Professionnel.
Ditambahkan, kehadiran HairSpa DX tak lepas dari tingginya demand pasar untuk produk hairspa yang berasal dari kalangan mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga.
Bersamaan dengan itu, peluncuran HairSpa DX (bekerja di zona kulit kepala) pun disebut erat kaitannya dengan upaya untuk melengkapi HairSpa Nourishing (bekerja di zona rambut) yang sebelumnya sudah diperkenalkan terlebih dahulu.
L’oreal Professionnel menginformasikan, HairSpa DX memiliki kandungan zinc, tea tree oil, dan menthol serta disarankan untuk digunakan sebulan sekali guna memperoleh hasil perawatan menyeluruh.
Dalam catatan Berita-Bisnis, via Professional Products Division-nya, L’oreal Indonesia melansir tiga merek produk hair care, yakni L’oreal Professionnel, Kérastase serta Matrix.
Dan, selama tahun lalu, kategori produk perawatan rambut itu pernah dikabarkan mampu memberikan kontribusi yang paling besar, mencapai kurang lebih 45 persen dari total penjualan L’Oreal Indonesia.
Adapun dua kategori produk lainnya (skin care dan makeup), masing-masing menyumbang sekitar 25 persen dan 20 persen.
Perlu juga dipahami, pasar produk rambut di Indonesia sendiri hingga kini, terdiri dari 51 persen produk perawatan rambut, produk tekstur (26 persen), produk pewarnaan (16 persen) serta produk styling (6 persen) dengan potensial pasar senilai kurang lebih Rp 700 miliar. (BB/as/Christov)