Produk baru tersebut diklaim memiliki kemasan kantong bundar yang praktis plus mempunyai serat yang cukup rapat sehingga saat direndam dalam teko atau cangkir, tidak ada serbuk teh yang akan keluar dari kantungnya.
Lebih dari itu, kemunculan teh Sari Melati dibarengi dengan penobatan GKR Bendara, putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X, sebagai Brand Ambassador teh Sari Melati.
Menurut Melinda Savitri, Brand Manager Sari Melati, pada tahap pertama, Unilever Indonesia berupaya menggenjot penjualan Sari Melati di wilayah pemasaran Yogyakarta dan Jawa Tengah, karena teh dengan aroma melati terbilang produk yang paling digemari masyarakat Jawa pada umumnya.
Ditambahkan, teh Sari Melati menyasar semua lapisan masyarakat dan kelak bakal didistribusikan di seluruh Indonesia.
Hingga kini, Unilever Indonesia telah merilis beberapa brand teh celup, seperti Lipton Tea, Sari Murni, dan Sariwangi yang diklaim mendominasi bisnis teh celup.
Yang disebut terakhir, sampai saat ini, bahkan telah hadir dalam beragam item, antara lain, Sariwangi Teabag Sachet, Sariwangi Original Teabag, Sariwangi Green Tea, Sariwangi Jasmine Tea, dan Sariwangi Gold Selection Jasmine yang khusus menyasar segmen premium.
Berdasarkan catatan Berita-Bisnis, penjualan teh celup diperkirakan hanya sekitar 15 persen sampai 20 persen dari total penjualan teh secara nasional selama dua tahun belakangan ini. Teh tabur sendiri tercatat masih mendominasi hingga 60 persen. Sedangkan penjualan drinking tea bertengger pada angka 20 persen.
Adapun total penjualan teh secara nasional dalam kurun waktu satu tahun diperkirakan sudah berada dalam kisaran Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun. (BB/as/Christov)