Ketiga desain prangko itu adalah Naja Sputatrix, Dewa Ruci, dan Naga Seba. Ketiganya -yang bisa menyala jika dilihat di bawah sinar ultra violet- diterbitkan dengan nominal, antara lain, Rp 2.500, Rp 5.000, Rp 7.500, dan Rp 10.000.
Menurut I Ketut Mardjana, Direktur Utama Pos Indonesia, sejak enam tahun lalu, pihaknya rutin menerbitkan prangko edisi shio dan khusus untuk tahun ini prangko yang dihadirkan merupakan prangko seri shio ular air.
Ditambahkan, prangko Naja Sputatrix dan Dewa Ruci dilukis oleh seniman ITB Guruh Ramdani. Sedangkan prangko Naga Seba bermotif batik yang menggambarkan ular dan burung dilukis oleh Bambang Sonjaya, pelukis kaca tradisional asal Cirebon.
Selama tahun 2013, Pos Indonesia berencana menerbitkan 12 seri prangko. Jika tak ada aral melintang, pada tanggal 20 Februari mendatang, Pos Indonesia bakal merilis prangko seri budaya bertajuk Ratu Boko.
Setelah itu, medio Maret 2013, menyusul prangko seri Palang Merah Indonesia dan sebulan kemudian prangko yang merupakan hasil kerjasama Pos Indonesia dengan Meksiko.
Dan, sepanjang tahun ini, Pos Indonesia berupaya keras meraup pendapatan sebanyak Rp 29 miliar dari penjualan prangko. Angka ini meningkat sebesar 11 persen jika dibandingkan dengan realisasi penjualan prangko selama tahun 2012.
Sebelumnya, dua tahun lalu, pendapatan prangko Pos Indonesia hanya mencapai Rp 18 miliar. (BB/as/Luki)