Pusat distribusi tersebut berdiri di atas lahan seluas 32 ribu meter persegi dan memiliki kapasitas penyimpanan lebih dari dua juta karton minuman.
Menurut Erich Rey, Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia, sampai saat ini, regional distribution center Cibitung merupakan pusat distribusi yang terbesar yang dimiliki perseroan.
Ditambahkan, pada medio Oktober mendatang, Coca-Cola Amatil Indonesia juga berencana membuka pusat distribusi serupa di Semarang. Adapun biaya pembangunan regional distribution center Cibitung disebut mencapai kurang lebih US$ 15 juta.
Coca-Cola Amatil Indonesia mengklaim regional distribution center Cibitung telah dilengkapi dengan warehouse management system sehingga bisa dipastikan bakal lebih efisien.
Dan, dalam rencana Coca-Cola Amatil Indonesia, masing-masing regional distribution center diproyeksikan sebagai aset yang mampu mengoptimalkan kegiatan distribusi produk dari gudang ke 100 pusat distribusi (distribution center), distributor maupun konsumen.
Bersamaan dengan itu, Coca-Cola Amatil Indonesia pun sudah mengungkapkan niatnya untuk menambah jumlah unit mesin pendingin (cooler) yang tersedia di berbagai gerai penjualan di seluruh Indonesia. Sampai akhir tahun lalu, Coca-Cola Amatil Indonesia tercatat mempunyai sekitar 200 ribu unit cooler.
Selain memasarkan minuman Coca-Cola, Coca-Cola Amatil Indonesia juga menjual minuman berkarbonasi seperti Fanta dan Sprite. Di samping itu, Coca-Cola Amatil Indonesia memproduksi minuman tanpa karbonasi, antara lain, Minute Maid Pulpy, Powerade, Frestea, Aquarius, Ades, dan Burn (minuman berenergi).
Hingga kini, Coca-Cola Amatil Indonesia mengoperasikan 10 pabrik yang berlokasi di Cibitung, Medan, Cikedokan, Padang, Lampung, Semarang, Bandung, Surabaya, dan Denpasar. (BB/as/Luki)