(BeritaBisnis) – Tahukah anda salah satu hal yang paling diidamkan oleh para karyawan? Kehadiran bos di tengah-tengah mereka. Mereka ingin mendengar para petinggi –atau setidaknya dipersepsikan sebagai petinggi- organisasi tersebut mengatakan “pasti bisa” dan memberikan motivasi.
Bos memiliki kredibilitas dan dipercaya. Mereka ingin para atasannya ada di antara mereka, merasakan serta memahami kondisi dan situasi nyata. Itu sebabnya, kehadiran pejabat tinggi selalu diharapkan pada acara-acara gathering karyawan.
Ketika terjadi bencana hebat di Jogjakarta sekitar tahun 2008, Presiden Republik Indonesia –Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- datang ke lokasi, dan makan nasi bungkus yang sederhana. Sangat berempati kepada rakyatnya! Saya suka itu.
Alasannya, sangat sederhana, karena bos memiliki kredibilitas. Bila bos mengatakan “pasti bisa”, mereka percaya bahwa “pasti bisa”.
Tetapi, bila anda berpikir bahwa dengan hadir di tengah-tengah karyawan, memberikan motivasi “pasti bisa”, segalanya akan beres, anda salah besar! Saya sudah melihat banyak sekali studi kasus seperti itu. Malah, bila anda melakukannya terlalu sering, anda akan dibilang “pencitraan”. Bukan predikat yang diinginkan bukan?
“Pasti bisa”, membangkitkan motivasi organisasi, hanya awal dari suatu perjalanan yang panjang untuk menyelesaikan misi. Banyak yang harus dilakukan.
Pertama, anda harus memastikan bahwa team anda memiliki kapabilitas yang memadai untuk menyelesaikan misi mereka. Tidak peduli se-semangat apa pun mereka, tanpa kapabilitas yang memadai, tidak ada yang akan terjadi.
Misal, produk yang dijual adalah produk investasi keuangan, namun tenaga penjual anda tidak memiliki pengetahuan tentang profil risiko, arti investment yield, dan sebagainya, maka jangan berharap akan terjadi penjualan.
Kedua, anda harus memastikan bahwa seluruh organisasi saling mendukung untuk mencapai sasaran utama. Semakin tinggi posisi anda, semakin penting pula peran ini. Bila anda adalah dealer mobil –di samping memiliki tenaga penjual handal- pastikan bahwa bagian pengiriman unit mampu menyampaikan mobil yang dipesan sesuai janji, bagian pengurusan BPKB bekerja dengan baik, dan seterusnya.
Banyak perusahaan yang berusaha memperbaiki lini depannya untuk memberikan pelayanan pelanggan yang baik, mampu menjual yang banyak, tetapi lupa membenahi bagian lainnya. Bagian yang tidak terlihat oleh pelanggan ini sesungguhnya adalah pemberdaya lini depan.
Anda akan sangat kaget, seringkali kepuasan pelanggan justru ditentukan oleh hal yang tidak terduga. Entah karena salah mengetikkan nama, terlambat mengirimkan laporan, dan kesalahan-kesalahan kecil lainnya. Ingat pepatah bijak: kerikil yang lebih sering membuat orang terjengkang ketimbang batu besar.
Ketiga, tracking system. Sungguh mengherankan, setinggi apa pun jabatan seseorang di organisasi, tetap saja harus memiliki seseorang untuk “mengingatkan”-nya. Semakin mendekati level operasional, semakin sering pula tracking system harus dimiliki untuk memastikan get things done.
Bila anda adalah sales manager, pastikan sales pipeline anda termonitor dengan baik secara berkala. Bila anda adalah penanggung jawab produksi, pastikan waste report anda selalu tersedia setiap saat dengan data terbaru. Bila anda adalah finance supervisor, pastikan rekonsiliasi terjadi secara berkala tanpa pengecualian.
Keempat, pastikan sistem kinerja diimplementasikan dengan baik. Jangan pernah berpikir bahwa bila anda menyenangkan semua karyawan, mereka akan senang semuanya. Salah! Karyawan juga ingin melihat karyawan lain yang bekerja tidak bagus dihukum, tidak dinaikkan gajinya, tidak memperoleh bonus.
Sebaliknya, mereka juga ingin agar karyawan yang berprestasi lebih memperoleh kenaikan gaji yang signifikan, bonus besar dan perhatian dari bos. Jadi, bedakanlah renumerasi antara top performers dengan average performers, apalagi dengan poor performers.
Terdengar sederhana? Iya! Sayangnya, masih banyak bos yang tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Mereka hanya bisa teriak “pasti bisa”, tetapi tidak diikuti dengan kepedulian pada eksekusi.
Penulis adalah seorang praktisi strategi bisnis
Penulis bisa dihubungi di: jopiejusuf@gmail.com