Gula tersebut dikemas dalam tujuh ukuran, yaitu sachet, 250 gram, 500 gram, 1 kg, 5 kg, 10 kg, dan 50 kg.
Menurut Ismed Hasan Putro, Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia, kehadiran Raja Gula sejatinya berkaitan erat dengan rencana pihaknya untuk lebih fokus di lini pemasaran ritel ketimbang bulk (karungan).
Untuk itu, dari total 170 ribu ton gula yang diproduksi per tahun, Rajawali Nusantara Indonesia bakal memasarkan 140 ribu ton gula dalam kemasan ritel. Sisanya, dilego dalam bentuk bulk.
Rajawali Nusantara Indonesia optimis Raja Gula bakal diterima oleh konsumen lantaran produk gula semi premium itu tersedia di jaringan minimarket Alfamart dan di jaringan hypermarket Giant.
Selain itu, Rajawali Nusantara Indonesia juga akan memasarkan Raja Gula via dukungan anak usaha PT Rajawali Nusindo yang memiliki 42 kantor cabang di seluruh Indonesia plus jaringan ritel Rajawali Mart dan Warung Rajawali.
Kelak, Rajawali Nusantara Indonesia berniat menjual produk gula premium dengan incumsa (tingkat putih gula) sebesar 90 persen.
Berdasarkan catatan Berita-Bisnis, hingga akhir musim giling pada medio November 2012, total produksi gula Rajawali Nusantara Indonesia berada di kisaran 168 ribu ton yang bersumber dari perkebunan tebu milik sendiri.
Di sisi lain, Rajawali Nusantara Indonesia juga diketahui mengolah tebu dari para petani plasma. Bila produksi gula plasma itu ditambahkan maka total produksi gula Rajawali Nusantara Indonesia hingga akhir tahun lalu diperkirakan mencapai kurang lebih 328 ribu ton. (BB/as/Luki)