Kendati begitu, anak usaha PT Angkasa Pura I (Persero) ini, tampak tidak putus asa. Justru sebaliknya, Angkasa Pura Retail yang bergerak di lini bisnis ritel di lingkungan bandara tersebut, giat mencoba peluang bisnis anyar.
Yang terbaru adalah Angkasa Pura Retail resmi menggandeng PT Mitra Kerinci, yang nota bene merupakan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) di bidang perkebunan dan ekspor teh, untuk melansir produk teh dengan label Bhumi.
Kata Teges Prita Soraya, CEO Angkasa Pura Retail, Bhumi kelak dirancang sebagai produk teh premium serta akan dipasarkan di pasar domestik maupun ke luar negeri, seperti di Perancis.
Dan, khusus untuk yang disebut terakhir, Angkasa Pura Retail -yang bertanggung jawab melakukan pengemasan, branding, pemasaran- bahkan telah menyiapkan agenda peluncurannya pada Agustus 2015.
Adapun di Indonesia, Bhumi nantinya disajikan di gerai teh di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I (Juanda Surabaya, Hasanudin Makassar, Sepinggan Balikpapan, Ngurah Rai Bali) serta di hotel milik anak usaha Angkasa Pura I.
Di sisi lain, Angkasa Pura Retail juga berkeinginan menjajakan Bhumi di gerai teh yang akan dihadirkan di berbagai pusat perbelanjaan. Plus berencana menawarkannya ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk dihidangkan bagi para penumpang kelas utama Garuda Indonesia.
Ditambahkan, dalam operasionalnya, bahan baku Bhumi dipasok dari lahan perkebunan teh milik Mitra Kerinci yang terletak di Desa Liki, di kaki Gunung Kerinci, Solok, Sumatera Barat.
Asal tahu saja, selama ini, teh tersebut mengisi hampir 85 persen jenis produk teh siap minum di Indonesia. Maklumlah, teh Desa Liki memiliki kandungan tannin (antioksidan senyawa cathecin dan polyphenol) tertinggi, yakni 18 persen, jika dibandingkan dengan produk serupa yang dihasilkan lahan perkebunan teh lainnya.
Itu pula sebabnya, teh tadi kemudian populer sebagai produk teh yang khas sekaligus diklaim mampu mengurangi resiko kanker.
Patut diketahui, hingga saat ini, Mitra Kerinci menguasai lahan perkebunan teh seluas 2,024 hektar. Sementara kapasitas produksinya mencapai 70 ribu kilogram teh hijau per hari atau setara 17 juta kilogram daun teh segar per tahun dan 5,5 juta kilogram teh untuk memenuhi kebutuhan dalam serta luar negeri.
Berita-Bisnis mencatat, seusai dibentuk pada 2014, Angkasa Pura Retail sejatinya sudah mengoperasikan gerai dengan merek sendiri yang mengusung konsep pop-up, yakni Tulisan dan Richfields, yang hadir di Bandara Juanda Surabaya.
Lebih dari itu, Angkasa Pura Retail pun saat ini telah dipercaya sebagai pemegang lisensi eksklusif National Geographic Store di Indonesia. (BB/as/Christov)