
Melalui layanan BNI Direct tersebut, para pemasok barang Super Indo bakal memperoleh pembayaran dari Bank Negara Indonesia setelah invoice yang diajukan disetujui oleh Lion Super Indo (Supply Chain Financing).
Menurut Krishna R. Suparto, Direktur Business Banking Bank Negara Indonesia, pada tahap awal, pagu pembayaran tagihan suplier Super Indo mencapai Rp 100 miliar.
Kelak, bila dipandang perlu, jumlah tersebut bisa ditinjau kembali berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Ditambahkan, dengan Supply Chain Financing, Bank Negara Indonesia otomatis memperoleh akses terhadap para mitra Super Indo yang bermuara kepada perluasan basis nasabah baru karena para mitra tersebut diwajibkan memiliki rekening giro Bank Negara Indonesia yang berfungsi sebagai rekening penerimaan pembayaran invoice.
Bagi Lion Super Indo sendiri, mekanisme Supply Chain Financing memberikan keuntungan berupa kemudahan pengurusan tagihan para suplier secara akurat, tepat waktu, dan aman.
Bank Negara Indonesia menegaskan layanan BNI Direct dikembangkan dengan fitur utama, seperti Transfer Management, Mass Payment, Collection Management, Liquidity Management, dan Account Information berbasiskan pengamanan dengan standar internasional.
Berita-Bisnis mencatat Lion Super Indo menjalin kemitraan dengan ribuan pemasok barang, sampai saat ini. Di wilayah pemasaran Jawa Timur sendiri, Lion Super Indo diperkirakan merangkul kurang lebih 300 suplier.
Dan, hingga akhir Desember tahun lalu, Lion Super Indo mengoperasikan 103 gerai Super Indo yang tersebar di 15 kota di seluruh Indonesia. Lion Super Indo sendiri merupakan bagian dari jaringan ritel internasional Delhaize Group yang bermarkas di Belgia. Per akhir November 2012, Delhaize Group mengelola kurang lebih 3.452 gerai di 3 benua dan 11 negara. (BB/as/Christov)