
Bahkan, lebih dari itu, sulit untuk disangkal, kehadiran Starbucks sesungguhnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha lain untuk turut terlibat di ranah bisnis gerai kopi.
Alhasil, bukan hal aneh lagi, jika kemudian beragam gerai kopi bermunculan dengan mengusung label sendiri maupun yang mengibarkan brand terkemuka lainnya yang diperoleh lewat skema franchise.
Intinya, para pebisnis itu berupaya memanfaatkan peluang yang terbuka lebar sekaligus ingin menikmati fulus yang tidak sedikit di pentas bisnis gerai kopi di Indonesia.
Adapun yang terbaru, Sari Coffee Indonesia sendiri telah menorehkan prestasi yang menggembirakan.
Persisnya, anak usaha PT Map Boga Adiperkasa Tbk ini resmi menghadirkan gerai ke-300 Starbucks di areal domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, pada pekan keempat September 2017.
Kata Presiden Direktur Map Boga Adiperkasa, Anthony Cottan, kehadiran gerai anyar tersebut erat kaitannya dengan tingkat kunjungan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang mencapai lebih dari 30 ribu wisatawan per harinya.
Dengan demikian, tambahnya, pihaknya ingin selalu menyajikan berbagai varian minuman Starbucks kepada pengunjung tersebut.
Map Boga Adiperkasa juga mengabarkan, sampai sekarang, pihaknya sudah menghadirkan 24 gerai Starbucks di berbagai bandar udara di Indonesia.
Sedangkan khusus untuk area komersil Bali, gerai perdana Starbucks dioperasikan pada 2003 di Hard Rock Hotel Bali.
Dalam catatan Berita-Bisnis, selain menaungi Starbucks, Map Boga Adiperkasa -berinduk kepada PT Mitra Adiperkasa Tbk- juga mengendalikan jaringan gerai Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, dan Godiva, di pasar domestik.
Dan, pada tahun ini, Map Boga Adiperkasa yang telah mengelola lebih dari 344 gerai di 28 kota besar di Indonesia, berniat untuk membuka 70 gerai anyar. (BB/as/Christov)