(Berita-Bisnis) – Kisah ini diceritakan -lebih tepatnya, curhat (curahan hati)- seorang teman ketika kami makan siang bersama. Kisahnya dimulai dengan keberhasilan bos-nya memperoleh predikat “the best manager of the regions”.
Jangan anggap enteng predikat itu, karena “region” di sini adalah beberapa negara, bukan beberapa kota atau propinsi. Tentu saja, sebagai salah satu direct report sang manager, teman saya ikut senang dan bangga.
Sampailah pada acara penyerahan penghargaan. Di acara yang dihadiri oleh berbagai unit terkait, manajemen, dan anak buahnya, sang manager pun memberikan sambutan setelah menerima plakat. Dia diminta untuk berbagai pengalaman. Setelah berbasa basi, sang manager mulai masuk ke sharing session: “saya selalu meminta agar seluruh team bla, bla, bla… Saya juga secara konsisten bla, bla, bla…”.
Tentu saja, sang manager tidak lupa mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak. “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada manajemen, unit A, unit B, unit C dan unit-unit lainnya yang telah mendukung saya”.
Tidak ada yang salah bukan dengan pidato tersebut? Tetapi, mau tahu apa komentar teman baik saya tersebut? “Dimanakah kami para anak buah dalam pidato si bos? Kami yang kerja keras setiap hari, tetapi tidak ada sepatah kata pun terima kasih kepada kami di acara tersebut. Ibu memberikan penghargaan kepada semua orang kecuali anak buahnya sendiri….”. Setelah itu, meluncurlah berbagai cerita yang berkaitan dengan bos-nya. Karena mood-nya sedang jelek, tentu saja isi ceritanya adalah seputar “the dark side of the bos”.
Jadi, pelajarannya, bila Anda adalah bos, hati-hatilah dengan kata “saya”. Ia dapat membawa Anda menjadi pahlawan, tetapi juga dapat menjadikan Anda musuh bersama.
Rumus pertama, ketika Anda sedang menceritakan kesuksesan, hindari pemakaian kata “saya” dan diganti dengan “kami”. Alasannya sangat sederhana. “Kami” mewakili team, sedangkan “saya” mewakili individu.
Tentu saja, rumus di atas tidak berlaku bila mayoritas anak buah Anda adalah orang-orang yang memiliki tingkat kematangan rendah. Kelompok tipe ini hanya melaksanakan perintah tanpa bertanya, tidak pernah memiliki ide, apalagi berkontribusi di dalam penyusunan rencana. Ini jelas sekali bukan team, tetapi hanya sekelompok orang yang bekerja di bawah komando Anda.
Tetapi, bila Anda dikelilingi oleh orang-orang matang, mampu bekerja mandiri untuk mencapai tujuan bersama, Anda memiliki team. Berbahagialah bila Anda memiliki ini, karena merekalah yang akan membuat Anda menjadi bintang – seperti contoh di atas. Dan, kalau mereka yang membuat Anda menjadi bintang, hargailah mereka. “Kami” yang melakukannya, bukan “saya”.
Ada beberapa manager yang tidak berani menonjolkan peranan team dan anak buahnya karena takut. Mereka takut akan dianggap tidak berperan oleh bos-nya. Mereka takut tidak dibutuhkan lagi, karena pekerjaan dapat diselesaikan oleh team.
Terhadap pandangan itu, saya memiliki dua patah kata: salah besar!
By definition, tugas seorang manager adalah “menyelesaikan pekerjaan lewat orang lain”. Jadi, tugas manager bukanlah melakukan pekerjaan itu sendiri, tetapi mengorganisasikan orang-orang dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan.
Kemudian, harus dicamkan, team tidak bergerak dengan sendiri. Mereka membutuhkan manager dan pemimpin (leader). Team harus diinspirasi, dimotivasi, diberi contoh, dan seterusnya. Jadi, lupakan semua ketakutan “kami” dan mulailah menggunakannya.
Rumus kedua, pakai “saya” ketika Anda mengambil keputusan dalam keadaan kritis atau urgent. Misal, ketika anak buah Anda berbuat kecerobohan dan mengakibatkan unit lain agak marah, Anda mengatakan “nanti saya minta maaf ke mereka”. Atau, ketika muncul situasi yang tidak jelas tetapi keputusan bisnis harus diambil, Anda mengatakan “jalankan saja keputusan saya, nanti saya mintakan persetujuan ke direksi”.
Perilaku tersebut menunjukkan Anda memiliki kredibilitas dan kepemimpinan yang tinggi. Dan, itu benar adanya. Kemampuan memimpin seseorang justru diuji dalam situasi yang tidak stabil. Ia ada di antara orang-orang ketika dibutuhkan dan menyelesaikan masalah.
Ingat, definisi paling sederhana dan sekaligus merupakan inti dari kepemimpian adalah “a leader do the right things” (seorang pemimpin selalu mengutamakan untuk melakukan hal yang benar).
Jadi, bila Anda adalah bos, hati-hatilah dengan kata “saya”.
Penulis adalah seorang praktisi strategi bisnis
Penulis bisa dihubungi di: jopiejusuf@gmail.com