Justru sebaliknya, kondisi tersebut dapat disiasati dengan merubah fungsinya menjadi lahan yang menunjang program pelestarian lingkungan.
Ambil contoh, bekas lahan tambang tanah liat di Ngipik, Gresik. Sejak beberapa tahun lalu, lahan tersebut -yang populer dengan label Telaga Ngipik- sudah dikenal luas sebagai salah satu lokasi wisata di Gresik. Bahkan, lebih dari itu, Telaga Ngipik kerap digunakan sebagai tempat latihan bagi para atlet olahraga ski air.
Adapun yang terbaru, Semen Indonesia mengungkapkan rencananya untuk menghadirkan kebun raya seluas kurang lebih 49 hektar di atas lahan yang sama. Kelak, selain ditanami dengan tanaman serta buah langka, kebun raya itu juga nantinya bakal diramaikan dengan tanaman obat berikut lahan penelitian.
Sedangkan di bekas area pabrik seluas 3,2 hektar di kawasan Jl. Veteran, Gresik, Semen Indonesia akan membangun museum dan education park.
Kata Suparni, Plt. Direktur Utama Semen Indonesia, pembangunan kebun raya, museum serta education park itu merupakan wujud kepedulian pihaknya untuk mendukung program pelestarian lingkungan.
Ditambahkan, khusus untuk museum dan kebun raya, proses pembangunannya ditargetkan selesai pada tahun 2017.
Dalam catatan Berita-Bisnis, Semen Indonesia saat ini juga sedang dalam tahap pencarian lahan untuk pembangunan pabrik semen anyar di Papua.
Dan, bila tak ada halangan, pabrik dengan dana investasi sekitar Rp 1,2 triliun itu, direncanakan berkapasitas 600 ribu hingga 1 juta ton per tahun.
Asal tahu saja, sampai saat ini, Semen Indonesia baru memiliki fasilitas pengemasan (packing plant) yang berlokasi di Sorong, Papua Barat.
Sementara proses pembangunan pabrik baru tadi diperkirakan akan dimulai pada tahun ini dan diproyeksikan rampung dalam tempo tiga tahun. (BB/as/Christov)