(Berita-Bisnis) – Bertambahnya jumlah agen PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) sebesar 20 persen menjadi 8.258 agen hingga akhir Juni lalu, besar kemungkinan menjadi salah satu pendorong kenaikan pencapaian total premi yang berhasil diraup oleh Manulife Indonesia sepanjang semester pertama tahun ini.
Buktinya, mulai dari Januari sampai Juni 2012, Manulife Indonesia tercatat berhasil meraih total premi sebanyak Rp 3,9 triliun atau meningkat sebesar 10 persen jika dibandingkan total premi tahun 2011. Dari jumlah tersebut, total premi bruto bisnis baru Manulife bertumbuh sebesar 9 persen hingga mencapai Rp 2,6 triliun. Adapun jumlah kontrak polis aktif lebih dari 1,6 juta.
Di saat bersamaan, kinerja bisnis asuransi syariah Manulife Indonesia pun tampak semakin cemerlang karena mampu meningkat sebesar 44 persen dari Rp 12,4 miliar menjadi Rp 17,9 miliar sampai akhir Juni 2012.
Perihal rasio kesehatan modal, Manulife Indonesia berhasil menorehkan angka 172,21 persen yang berarti melebihi rasio kebutuhan regulasi minimum sebesar 120 persen yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk perusahaan asuransi jiwa konvensional.
Sebelumnya, pada medio Mei 2012, Manulife Indonesia berhasil menggandeng 16 perusahaan untuk memberikan pelayanan di bidang employee benefit. Perusahaan-perusahaan yang menaungi 6 ribu karyawan tersebut, antara lain, PT Huawei Services, PT Astra Zeneca Indonesia, Job Pertamina Petrochina East Java, dan PT Asahimas Chemical.
Menurut Nelly Husnayati, Vice President Director Manulife Indonesia, ketika itu, sebanyak 12 dari 16 perusahaan tersebut, mengikuti program Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Sisanya, mengikuti program kesehatan.
Per akhir Desember 2011, total dana kelolaan program employee benefit Manulife Indonesia mencapai Rp 6,4 triliun. Untuk tahun ini, Manulife Indonesia berusaha keras meraih target dana kelolaan baru sebanyak Rp 300 miliar.
Sementara itu, selama semester pertama tahun 2012, total dana kelolaan Manulife Indonesia yang terkait dengan bisnis asuransi jiwa tercatat mengalami peningkatan sebesar 32 persen menjadi Rp 26,3 triliun. Dan, total beban klaim dan manfaat diakui bertambah 25 persen menjadi Rp 876,2 miliar dibandingkan tahun lalu. (BB/as/Luki)