Yang pertama adalah produk SMiLe Early Stage Critical Illnes 99 (ESCI 99) yang disebut memberikan perlindungan untuk 99 kondisi penyakit kritis yang terdiri dari 34 jenis penyakit tahap awal, 25 tahap peralihan serta 38 penyakit stadium lanjut.
Sementara produk kedua bernama SMiLe Medical+ yang diklaim bisa meringankan beban biaya kesehatan.
Kata Hirofumi Koyanagi, Direktur Sinarmas MSIG Life, baik premi SMile ESCI 99 maupun premi SMiLe Medical+ ditawarkan dengan harga kompetitif.
Ambil contoh, premi asuransi SMiLe Medical+. Oleh Sinarmas MSIG Life, asuransi tersebut dipatok mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan. Sedangkan premi SMiLe ESCI 99 hanya Rp 2 juta untuk satu tahun.
Sinarmas MSIG Life menjelaskan, SMiLe ESCI 99 merupakan jenis asuransi yang melengkapi produk perlindungan terhadap penyakit kritis yang sudah ada, dimana manfaatnya dapat dirasakan mulai dari kondisi awal hingga akhir.
Lantas, asuransi tambahan itu juga mencakup angioplasty atau salah satu prosedur bedah jantung plus komplikasi diabetes dengan masa pertanggungan sampai usia 99 tahun dengan nilai total perlindungan maksimal sebesar Rp 2 miliar.
Bersamaan dengan itu, nasabah SMiLe ESCI 99 ataupun keluarganya dapat melakukan klaim pada stadium awal tanpa harus menunggu penyakit dan kondisi menjadi tahap peralihan dan lanjut.
Sementara itu, SMiLe Medical+ yang dirancang sebagai asuransi kesehatan tambahan bagi produk unitlink memberikan penawaran berupa rawat inap, rawat jalan, rawat gigi, rawat bersalin, dan penunjang kesehatan dengan cakupan internasional.
Khusus untuk SMiLe Medical+, Sinarmas MSIG Life menyediakan tiga jenis perencanaan, yakni Silver, Gold, dan Platinum.
Berita-Bisnis mencatat, selama semester pertama tahun ini, Sinarmas MSIG Life berhasil membukukan premi konvensional sebanyak Rp 4,16 triliun dan sebesar Rp 117,87 miliar untuk syariah.
Di saat yang sama, total aset konvensional telah mencapai Rp 19,20 triliun serta Rp 507,16 miliar untuk syariah.
Adapun total nasabah yang dilayani terhitung lebih dari 790 ribu nasabah individu dan kelompok yang berada di 69 kota di Indonesia hingga akhir medio Juni lalu. (BB/as/Luki)