Yang terbaru adalah Sentrafood Indonusa melangsungkan event Sarapan Massal yang melibatkan sekitar 5 ribu peserta di Jakarta.
Bersamaan dengan itu, menurut Pringgo Kunto Aji, General Sales Manager Sentrafood Indonusa, pihaknya juga akan aktif menyasar segmen kaum muda sekaligus gencar berpromosi untuk mensosialisasikan beragam keunggulan Salam Mie.
Ditambahkan, sampai saat ini, Sentrafood Indonusa masih mengandalkan penjualan Salam Mie dari jenis mie regular dan mie premium.
Khusus untuk mie regular, Salam Mie tercatat memiliki tiga varian rasa, yaitu Rasa Soto, Ayam Spesial, dan Goreng Regular. Adapun di kelas premium, Salam Mie merilis tiga varian, yakni Goreng Abon, Kari Melayu, dan Goreng Jawa yang diklaim paling digemari konsumen.
Sentrafood Indonusa mengatakan, hingga kini, wilayah pemasaran Sumatera merupakan kontributor utama penjualan Salam Mie. Andil area komersil Sumatera tercatat sebesar 65 persen. Setelah itu, Salam Mie diminati konsumen di Pulau Jawa, Kalimantan, dan Bali.
Bersamaan dengan itu, Sentrafood Indonusa juga mengekspor Salam Mie ke Arab, Mali, Afrika Selatan, Brunei, Malaysia, dan Vietnam sebanyak 100 ribu karton per bulan.
Dua tahun silam, bermodalkan dana senilai Rp 24,20 miliar dan melalui dua anak usahanya (PT Etika Indonesia dan PT Etika Marketing), Etika International Holdings Limited -raksasa makanan dan minuman olahan Asia yang berbasis di Malaysia- mengakuisi 30 persen saham Sentrafood Indonusa dan PT Sentraboga Intiselera.
Akuisisi itu sekaligus menjadi penanda awal bagi Etika International Holdings Limited untuk berkecimpung di pentas bisnis mie instan sekaligus merupakan akuisisi kedua yang dilakukan setelah beberapa waktu sebelumnya (medio September 2009) mengambilalih distributor makanan olahan bernama PT Vixon Indonesia.
Di ranah bisnis mie instan di Indonesia, Salam Mie berupaya keras menandingi keperkasaan Indomie dan Mie Sedap yang dibesut Wings Group. (BB/as/Christov)