Yang pertama adalah ingin memberikan opsi pilihan beragam kepada sekitar 40 ribu nasabahnya yang masuk dalam kategori nasabah wealth management.
Sementara alasan kedua agaknya dilatarbelakangi ambisi Bank Pertama untuk menumbuhkan pendapatan fee based income-nya hingga 20 persen selama tahun ini.
Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu, Bank Permata sukses mengumpulkan pendapatan berbasis komisi sebanyak Rp 1,25 triliun atau naik 19 persen ketimbang pendapatan tahun sebelumnya. Dan, khusus komisi yang bersumber dari wealth management, pertumbuhannya dipatok hingga 50 persen sampai akhir tahun nanti.
Kata Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking Bank Permata, besaran pertumbuhan fee based income tadi sesungguhnya tak jauh beda dengan pencapaian pada tahun 2013.
Ditambahkan, pihaknya menilai bahwa produk reksa dana saham bernama Ashmore Dana Progresif Nusantara cocok untuk dijajakan kepada seluruh nasabah wealth management-nya.
Adapun secara teknis, Bank Permata tercatat menawarkan dua pilihan kepada nasabahnya untuk memiliki Ashmore Dana Progresif Nusantara, yaitu pembelian partai besar (minimal pembelian awal senilai Rp 10 juta) atau pembelian eceran/ritel (minimal pembelian awal senilai Rp 250 ribu).
Bank Permata menegaskan, kehadiran produk reksa dana baru ini otomatis membuat pihaknya telah bekerja sama dengan sembilan perusahaan manajer investasi yang menawarkan total 35 jenis fund, sampai saat ini.
Bagi Ashmore Asset Management Indonesia sendiri, produk ini diklaim merupakan produk unggulan.
Itu pula sebabnya, Ashmore Asset Management Indonesia optimistis dana kelolaan produk reksa dana saham itu akan bertambah sebesar Rp 500 miliar menyusul kemitraan baru yang dibangun bersama Bank Pertama.
Dalam catatan Berita-Bisnis, Ashmore Asset Management Indonesia melansir Ashmore Dana Progresif Nusantara pertama kali pada medio Februari tahun lalu. Per akhir Maret 2014, total dana kelolaan Ashmore Dana Progresif Nusantara disebut sudah mencapai Rp 1,2 triliun. (BB/as/Luki)