Dan, mesin-mesin anyar itu diharapkan bakal mampu menopang rencana peningkatan kapasitas produksi tintanya.
Kata Antoni Gunawan, Direktur Colorpak Indonesia, seluruh dana tadi bersumber dari kas internal.
Ditambahkan, hingga kini, total kapasitas produksi tinta dari tiga pabrik Colorpak yang berlokasi di Tangerang, Banten, dan Surabaya, mencapai kurang lebih 2 ribu ton per bulan.
Adapun dengan kehadiran empat mesin baru itu, total kapasitas produksi diproyeksikan bertambah sekitar 200 ton per bulan atau menjadi 13 ribu ton dalam satu tahun.
Colorpak Indonesia juga mengatakan bahwa sampai medio Mei lalu, pihaknya telah berhasil memproduksi tinta sebanyak 6 ribu ton per bulan.
Di sisi lain, Colorpak Indonesia sendiri berupaya meraih pendapatan sebesar US$ 85,68 juta hingga US$ 89,25 juta selama tahun ini. Jika ambisi itu dapat direalisasikan maka otomatis pendapatan Colorpak Indonesia akan tumbuh sebesar 20-25 persen ketimbang pendapatan tahun lalu yang senilai US$ 71,4 juta.
Patut diketahui, sepanjang tahun 2013, pendapatan sebesar US$ 71,4 juta diperoleh dari penjualan tinta (54,6 persen), film (28,7 persen), dan adhesive sebesar 13,3 persen. Sedangkan sisanya disumbangkan oleh penjualan coating dan resin.
Colorpak Indonesia mulai berdiri pada tahun 1988 dan pada tahap awal beroperasi telah berhasil menjalin kerjasama strategis dengan Inkcolour Australia dan Inkcolour China.
Saat ini, jaringan pemasaran Colorpak Indonesia tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera.
Selain melakukan ekspor ke Australia dan China, Colorpak Indonesia juga membidik pasar-pasar potensial lainnya di kawasan Asia Pasifik. (BB/as/Christov)