Hal itu dilakukan untuk menyiasati tingginya persaingan di pentas bisnis kondom di Indonesia.
Menurut Budi Perbawa Aji, Public Relation Manager Rajawali Nusantara Indonesia, sampai akhir tahun lalu, produksi kondom Mitra Rajawali Banjaran baru sebatas 471 ribu gross dari total kapasitas sebanyak 900 ribu gross per tahun.
Ditambahkan, di saat yang sama, pangsa pasar kondom Mitra Rajawali Banjaran pun hanya sebanyak 2 persen dari total potensi bisnis kondom di Indonesia yang mencapai 190 juta unit per tahun.
Mitra Rajawali Banjaran tercatat memproduksi kondom dengan merek Artika yang terdiri dari empat jenis varian (Artika Long Love, Artika Meoong, Artika Extra Save, Artika Tiger).
Dan, sampai saat ini, pabrik kondom Mitra Rajawali Banjaran yang berlokasi di Banjaran, Bandung, dikenal sebagai pabrik kondom terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Selain memproduksi kondom, pabrik tersebut juga mampu memproduksi 40 juta unit jarum suntik per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3 juta unit dipasok ke Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Di ranah bisnis kondom di Indonesia, Artika bersaing dengan beberapa merek, seperti Durex, Sutra, dan Fiesta. (BB/as/Luki)