
Ketiganya adalah jalan tol Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai- Tanjung Benoa (Bali), jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2 Utara ruas Kebon Jeruk-Ciledung, dan jalan tol seksi dua Ungaran-Bawen.
Menurut Adityawarman, Direktur Utama Jasa Marga, untuk mengembangkan sekaligus menyelesaikan pembangunan ruas tol itu, pihaknya telah menyediakan belanja modal tahun ini sebanyak Rp 6,9 triliun.
Ditambahkan, hingga akhir tahun nanti, Jasa Marga sendiri berupaya meraih pendapatan senilai Rp 6 triliun.
Sepanjang tahun lalu, Jasa Marga sukses mengumpulkan pendapatan tol sebesar Rp 5,58 triliun atau tumbuh 15,25 persen ketimbang realisasi pendapatan tahun 2011 (Rp 4,84 triliun).
Total pendapatan tersebut bersumber dari volume transaksi kendaraan yang mencapai 1,2 miliar unit kendaraan. Angka ini naik 10,04 persen dibandingkan dengan volume transaksi kendaraan tahun sebelumnya (1,09 miliar unit kendaraan).
Di saat yang sama, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 1,60 triliun alias meningkat 33,92 persen dibandingkan dengan pencapaian laba bersih tahun 2011 (Rp 1,2 triliun).
Jasa Marga yang merupakan pengembang dan penyedia jasa layanan jalan tol tercatat memiliki dua lini bisnis. Yang pertama, di segmen usaha jalan tol, Jasa Marga mengelola 13 hak pengusahaan (konsesi) jalan tol, yaitu Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Cikampek, Dalam Kota Jakarta, Prof. Dr.Ir. Sedyatmo, dan Serpong-Pondok Aren.
Di samping itu, Jasa Marga juga mengoperasikan Cikampek-Purwakarta-Cileunyi, Padalarang-Cileunyi, Palimanan-Kanci, Semarang, Surabaya Gempol, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, dan Lingkar Luar Jakarta.
Sedangkan di segmen usaha non tol, melalui anak usahanya PT Sarana Margabhakti Utama, Jasa Marga mengembangkan rest area, penyewaan lahan dan utilitas serta pemasangan iklan. (BB/as/Christov)