
(Berita-Bisnis) – Persis setahun lalu, PT Fiwi Lestari Internasional membuat sebuah gebrakan yang tak lazim di industrinya. Melalui acara Avia Tour Secretary Gathering 2011, Fiwi Lestari Internasional mengundang puluhan sekretaris dari berbagai perusahaan untuk nonton bareng The Eagle di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta.
Ajakan itu tentu saja disambut dengan gembira oleh para sekretaris. Mereka merasa mendapat apresiasi yang pantas dari sebuah perusahaan pengelola biro perjalanan wisata atau yang populer dengan sebutan travel agent alias agen travel.
Memang, Fiwi Lestari Internasional adalah perusahaan pemilik brand name Avia Tour, agen travel yang sudah cukup akrab di telinga masyarakat. Lebih dari itu, Avia Tour pun termasuk salah satu pebisnis biro perjalanan wisata yang aktif beriklan di berbagai media.
Kata Iskandar Haryono, Direktur Avia Tour, waktu itu, kendati pangsa pasar terbesar Avia Tour adalah keluarga, toh mereka menilai sekretaris punya peranan penting dalam pengambilan keputusan saat hendak menggunakan jasa sebuah travel agent. Jadi, sudah pada tempatnyalah bila Avia Tour menggelar acara tersebut. Begitu kira-kira alasan Fiwi Lestari Internasional menyelenggarakan Avia Tour Secretary Gathering 2011.
Bagaimana dengan tahun ini? Belum ada kabar pasti.
Yang jelas, via gathering tadi, Fiwi Lestari Internasional sedang membina sebuah relationship yang baik dengan para sekretaris yang diproyeksikan bakal memberikan dampak positif yang tidak sedikit kepada kesinambungan bisnis biro perjalanan wisatanya.
Dari markasnya di kawasan Bungur Besar, Senen, Jakarta, Avia Tour saat ini memberikan rentang jasa layanan yang cukup lebar, mulai dari Worldwide Outbound Tour Programs, Inbound & Domestic Tour Programs, Incentive Customized Tour Programs, International & Domestic Ticketing, International & Domestic Airlines Reservations, International & Domestic Hotel & Package Reservations, dan International & Domestic Individual Free & Easy Packages.
Di samping itu, melalui 8 kantor cabangnya (berlokasi di Panglima Polim, Plaza Indonesia, Mal Kelapa Gading, Gandaria City Mal, Cibubur, Mega Mal Pluit, Summarecon Mal Serpong, Depok), Avia Tour juga bersedia untuk mengurusi Travel Document Facilities, Airport Handling Services, Worldwide Cruise Package Programs, Travel Insurance Facilities hingga Coach Rental Services.
Dengan beragam jasa layanan tersebut, hingga kini, lebih dari separuh sumber pendapatan Avia Tour berasal dari penjualan tiket. Sesudah itu, barulah menyusul tur (40 persen) dan paket yang kebanyakan merupakan paket pasar domestik.
Sudah pasti, Avia Tour bukan satu-satunya pemain di pentas bisnis biro perjalanan wisata. Di bisnis ini, ada juga nama konglomerat Chairul Tanjung tertoreh lewat kehadiran PT Anta Express Tour & Travel Service atau kerap disebut Anta Tour.
Dalam peta bisnis CT Corporation -bendera bisnis Chairul Tanjung- Anta Tour dikendalikan oleh PT Trans Lifestyle yang nota bene merupakan anak usaha bentukan PT Trans Corpora dan PT Para Investama (keduanya menginduk ke CT Corporation).
Berdiri sejak Mei 1972 (dulu bernama PT China Travel Service), Anta Tour yang saat ini menaungi lebih dari seribu karyawan itu sudah mengoperasikan 27 kantor cabang berikut 33 kantor inplant di berbagai kota di Indonesia.
Guna memberikan pelayanan kepada para pelanggannya, Anta Tour juga didukung oleh tiga anak perusahaan, yaitu PT Vayatour yang bergerak di bidang pelayanan perjalanan, PT Vaya Micetama Servindo yang fokus kepada pelayanan perjalanan insentif serta PT Vaya Transport yang berkecimpung di bidang penyediaan jasa transportasi untuk perjalanan wisata.
Dua tahun silam, Anta Tour berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,42 triliun atau naik sekitar 19,21 persen dibanding tahun sebelumnya. Dan, seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan dosmetik yang terjadi belakangan ini (7,7 juta wisatawan asing pada tahun 2011), angka perolehan itu pun diduga kuat otomatis ikut merangkak naik.
Selain Avia Tour dan Anta Tour, bisnis biro perjalanan wisata juga diramaikan oleh PT Panorama Sentrawisata Tbk. yang menghadirkan Panorama Tour. Dua tahun lalu, Panorama Tour berhasil mendulang duit sebanyak Rp 1,85 triliun. Total pendapatan ini juga mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,52 triliun.
Nyaris sama dengan Avia Tour, kontribusi terbesar pendapatan Panorama Tour juga berasal dari penjualan tiket pesawat, disusul pendapatan dari perjalanan wisata inbound maupun outbound. Panorama Tour sendiri didukung 40 kantor penjualan yang tersebar di berbagai kota, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar, hingga di Paris, Perancis.
Namun, dibanding pebisnis lain yang sejenis, Panorama Tour sejatinya memiliki jejak yang tidak main-main di ranah bisnis ini. Maklumlah, Panorama Tour adalah bagian yang tak terpisahkan dari Panorama Leisure Group yang sudah lama kondang di empat lini bisnis (Inbound, Outbound, Transportasi, MICE).
Lebih dari itu, Panorama Sentrawisata menaungi sejumlah anak perusahaan yang masing-masing terbilang kompeten di bidangnya, seperti PT Panorama Primakencana Transindo, PT Tirta Putra Wisata, PT Panorama Convex Indah, PT Destinasi Tirta Nusantara, dan lain sebagainya. Pendek cerita, armada usaha Panorama Leisure Group cukup banyak bermain di bisnis ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dengan tujuan yang sama, PT Bayu Buana Tbk. yang menghadirkan Bayu Buana Travel Services dengan dukungan 13 kantor penjualan di Jakarta plus 6 kantor di luar Jakarta (Bogor, Cilegon, Bandung, Surabaya, Bali, Balikpapan) juga ikut meriuhkan pentas bisnis biro perjalanan wisata. Masih di periode yang sama (tahun 2010), Bayu Buana sendiri sudah berhasil meraup duit sebanyak Rp 1,20 triliun.
Di luar nama-nama di atas, ada juga Smailing Tour yang memposisikan diri sebagai travel management expert. Sampai saat ini, Smailing Tour memiliki 10 kantor cabang serta didukung 8 kantor inplant.
Pertanyaannya, seberapa besar nilai bisnis biro perjalanan wisata ini?
Mari tengok apa yang ingin dicapai Panorama Sentrawisata di tahun lalu. Perusahaan yang berinisial PANR di lantai bursa itu menargetkan pertumbuhan pendapatannya menjadi Rp 2,12 triliun pada tahun 2011 silam. Anta Tour sendiri di tahun 2010 sudah berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,42 triliun. Jelas sudah, arena bisnis ini memang layak untuk diperebutkan oleh banyak pelaku bisnis. (BB/dbs/Christov)