PASTI BISA

JOPIE JUSUF - Praktisi Strategi Bisnis

(BeritaBisnis) – Hole 9, Lake Course, Ciputra Golf, Surabaya. Dari tee-box ke fairway, terhampar kolam air yang lebar dan terlihat jauh. Saya berdiri di belakang tee-box sambil memegang driver saya dengan penuh keraguan. Well, saya adalah pegolf amatir.

 

Seorang rekan saya, Erenst Rumatan, mendekati saya dan berucap: “pasti bisa lewat pak Jopie…jangan pikirkan air (rintangan) itu….tidak perlu ngotot, swing seperti biasa……pasti bisa”. Hati saya sedikit lega mendengar itu. By the way, Erenst adalah golfer yang sangat bagus.

Meski hati saya masih sedikit ragu, toh saya mengikuti saran dia. Saya set-up seperti biasa, swing dan ……. Erenst benar: bisa!

Dua kata “pasti bisa” tersebut terus-menerus terngiang di telinga dan menjadi renungan saya sepanjang hari, terutama ketika saya sedang berada di lounge bandara Surabaya, menunggu pesawat Garuda untuk kembali ke Jakarta yang delay 2 jam.

Dua kata tersebut begitu kuat, positif dan encouraging (memotivasi). Apa penyebabnya? Apakah hal yang sama bisa terjadi dan diimplementasikan di pekerjaan sehari-hari?

Pertama-tama, kata-kata “pasti bisa” adalah kata-kata positif yang memberikan reaksi psikologis yang melegakan. Saya yakin, reaksi yang berbeda akan muncul bila kata-kata tersebut diganti menjadi “sepertinya sih bisa”. 

Kata-kata positif memberikan rasa percaya diri kepada penerimanya. Ia merupakan kata-kata yang memberikan pencerahan (enlighting), membesarkan hati (encouraging),  dan meyakinkan (determining).

Golfer sangat paham akan hal ini. Itu sebabnya, di olah raga tersebut, sering dikatakan “apa yang dipikirkan akan menjadi kejadian”. Bila ada keraguan bola akan masuk air, maka sebagian besar kasus akan berakhir sesuai pikiran.

Tidak heran bila Stephen R. Covey –dalam konsep dia yang sangat terkenal: The 7 Habits of Highly Effective People- mengatakan, gantilah kata-kata reaktif dengan pro-aktif. Dalam konsep dia, reaktif mirip dengan negatif. Bandingkan dua kelompok terminologi di bawah ini:

Pakai Ini Bukan yang ini
Tantangan Masalah, kesulitan, hambatan
Peluang kecil Tidak bisa, pesimis, tidak mungkin
Butuh istirahat Capek sekali
Tidak umum Aneh

Anda bisa merasakan perbedaan kedua kelompok di atas begitu membacanya. Kelompok yang kiri (“pakai ini”) memberikan harapan, semangat, jiwa membangun. Hal yang sebaliknya terjadi ketika membaca kelompok kanan (“bukan yang ini”).

Saya percaya –dan banyak riset psikologi yang memberikan konklusi yang sama- ucapan, pikiran dan perilaku saling berkaitan. Bila kita terus menerus mengucapkan kata “sakit” di pagi hari, pikiran kita akan terpengaruh, badan akan terasa lemas, dan kita akan menjadi sakit.

Bila anda terus menerus memikirkan kesulitan, suka atau tidak, itu akan tercetus menjadi omongan. Lebih lanjut, karena sulit, badan mulai malas berusaha karena percaya bahwa apa pun usahanya, tidak akan berhasil. Demikianlah ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi.

Kedua, kata-kata “pasti bisa” baru memiliki makna bila diucapkan oleh seseorang –atau team, institusi- yang memiliki kredibilitas di mata pendengarnya. Pada pengalaman saya di atas, ucapan itu begitu bermakna di telinga karena ia diucapkan oleh Erenst, yang saya tahu adalah pemain yang bagus.

Saya mencoba membayangkan, seandainya kata-kata itu diucapkan oleh seseorang yang bukan pemain golf, belum tentu memiliki makna. “Bagaimana dia bisa bilang “pasti bisa”, ngerti golf juga tidak”, mungkin itu yang akan muncul di benak saya.

Tetapi -jangan salah- di dunia bisnis dan organisasi, kredibilitas tidak harus berkaitan dengan keahlian di bidang yang sama. Iya, pada contoh saya, itu berkaitan dengan ketrampilan golf. Tetapi, itu bukan satu-satunya sumber kredibilitas. Masih banyak sumber kredibilitas bagi seseorang untuk dipercaya oleh audiens-nya.

Misal, bagi para tenaga penjual yang setiap hari menghadapi tantangan penjualan, kehadiran seorang CEO di tengah-tengah mereka di acara sales gathering merupakan “pasti bisa” bagi para pasukan penjual tersebut. Apakah perlu sang CEO jago jualan? Tidak! Tetapi, kepangkatan di organisasi memberikan legitimasi bahwa seorang CEO adalah orang hebat, yang ucapannya dapat dipercaya.

Secara umum, “pasti bisa” seseorang baru memiliki kredibilitas apabila pihak pendengar percaya bahwa orang yang mengucapkannya sungguh-sungguhTiga dimensi  saling mempengaruhi. (Foto: Ist) mempraktekkan kata-kata yang dilontarkannya. Istilah kerennya: walk the talk. Ini yang paling susah, dan boleh dikatakan merupakan “pembunuh” kredibilitas nomor satu. Perbuatan tidak sama dengan ucapan.

Bayangkan situasi ini: seorang CEO berapi-api mengumandangkan “hemat biaya” ke seluruh organisasi. Tetapi, ia sendiri malah mengganti mobil kantor dengan yang jauh lebih mewah dan boros, merenovasi kantornya yang sudah bagus menjadi mewah, merekrut asisten pribadi untuk urusan yang tidak penting dan sejumlah tindakan pemborosan lainnya.

Apakah akan terjadi penghematan biaya di seluruh organisasi? Bila anda memcoba membela CEO tersebut dengan mengatakan “dia kan seorang CEO, pantas memperoleh perlakuan tersebut”, maka bersiap-siaplah untuk melawan pendapat seluruh organisasi. Para bawahan akan mengatakan “CEO saja tidak mencoba berhemat, ngapain kita harus melakukannya?”.

Urusan “pasti bisa” ini bukan hanya untuk internal organisasi, tetapi juga eksternal organisasi. Bila organisasi menjanjikan pengiriman barang dalam sekian hari dan tidak pernah menepatinya, ia kehilangan kredibilitas. “Pasti bisa”-nya tidak dipercaya, walau pun diucapkan oleh CEO perusahaan tersebut. Termasuk di dalam ini adalah layanan purna jual (after sales service). 

Untuk sebagian besar perusahaan, ini adalah “pembunuh” nomor satu. Ini juga sebabnya, banyak pembeli yang sampai pada kesimpulan, tidak ada bedanya membeli barang dengan “jaminan toko” dengan “jaminan distributor”….sama-sama susah.

Jadi, “pasti bisa”….asal diucapkan oleh seseorang/institusi yang memiliki kredibilitas tinggi adalah seseorang/institusi yang walk the talk.

Penulis adalah seorang praktisi strategi bisnis.
Penulis bisa dihubungi di: jopiejusuf@gmail.com

Bagikan :
Iklan Bawah

Baca Juga

RAY WHITE RAIH FRANCHISE MARKET LEADER 2014
BERITA

RAY WHITE RAIH FRANCHISE MARKET LEADER 2014

(Berita-Bisnis) - Berdasarkan survei yang dilaksanakan Asosiasi Franchise Indonesia dan Majalah Info Franchise mulai dari Januari 2013 hingga April lalu,...
ADHITYA INTI BANGUN KOMPLEKS APARTEMEN TERTINGGI DI BATAM
BERITA

ADHITYA INTI BANGUN KOMPLEKS APARTEMEN TERTINGGI DI BATAM

(Berita-Bisnis) - Tiga tahun lagi, di atas lahan sebuah bukit tertinggi di kawasan Baloi, Batam, akan berdiri sebuah kompleks apartemen...
GAJAH TUNGGAL LUNCURKAN TIGA BAN BARU ZENEOS
BERITA

GAJAH TUNGGAL LUNCURKAN TIGA BAN BARU ZENEOS

(Berita-Bisnis) - Guna mengimbangi tingginya kebutuhan pengguna sepeda motor terhadap ban berkualitas internasional, PT Gajah Tunggal Tbk resmi melansir varian...
VOUCHER BATIK INDOSAT DITARGETKAN DUA JUTA UNIT
BERITA

VOUCHER BATIK INDOSAT DITARGETKAN DUA JUTA UNIT

(Berita-Bisnis) - Sebagai wujud komitmennya untuk mendukung budaya batik Indonesia, PT Indosat Tbk resmi melansir voucher dan layanan VAS edisi...
LEWAT WIN DEL RIO TOWNHOUSE, WIN PROPERTIES RAMBAH BOGOR
BERITA

LEWAT WIN DEL RIO TOWNHOUSE, WIN PROPERTIES RAMBAH BOGOR

(Berita-Bisnis) - Bagi PT Jaya Properti Indonesia (populer dengan label Win Properties), kawasan Bogor sepertinya menjanjikan untuk pengembangan usahanya, baik...
KEMBANGKAN KARAWANG RESINDA, BUKIT MURIA LUNCURKAN KLASTER CENTRAL PARK
BERITA

KEMBANGKAN KARAWANG RESINDA, BUKIT MURIA LUNCURKAN KLASTER CENTRAL PARK

(Berita-Bisnis) - Besarnya permintaan hunian dari masyarakat kelas ekonomi menengah atas yang tinggal di Karawang dan sekitarnya, menjadi alasan kuat...

Berita-Bisnis.com hadir untuk menyemarakkan dinamika dunia bisnis Indonesia.

Dinamika Dunia Bisnis Indonesia