(BeritaBisnis) - Kaum muda, jejaring sosial. Bagi pemasar, keduanya adalah kata penting yang tak bisa diabaikan saat ini. Sebab, potensi...
(BeritaBisnis) – Minggu lalu, di salah satu penjual nasi liwet di Solo, saya berjumpa dengan seorang teman lama yang berprofesi sebagai pemasar di bisnis farmasi. Sejak undur diri dari perusahaan farmasi -dan menjadi praktisi yang hampir sepanjang tahun lalu sering ke luar kota- bertemu dengan teman-teman lama memang sangat jarang terjadi.
Karena itu, pertemuan dengan rekan tadi meluapkan keingintahuan saya tentang berbagai hal. Tapi, yang terutama adalah rasa ingin tahu isu-isu terkini dunia farmasi dan juga tentang teman-teman yang masih setia sebagai “tukang obat” – sebutan saya menjelaskan pekerjaan saya dulu.
Keingintahuan mengenai dunia farmasi ternyata hanya dijawab singkat. “Masih seperti dulu,” katanya, mengingatkan saya pada kebiasaan kerja keras, ulet, dan kreatif yang kadang harus berselingkuh dengan masalah etika mengatasi tingkat persaingan yang hypercompetitive di industri ini.
Demikian juga konfirmasi mengenai teman-teman lama, hanya dijawab masih banyak yang di Solo.
Cerita yang panjang justru mengenai dia sendiri, yang memang belum sempat saya tanyakan. Sangat terasa luapan perasaan gembira ketika Hermawan, teman saya itu, menceritakan promosinya sebagai Regional Manager untuk daerah Jawa Tengah-DIY sejak Oktober lalu. Padahal, belum sampai dua tahun dirinya dipromosikan menjadi Area Manager untuk wilayah Surakarta dan sekitarnya.
Tampak tidak terlalu menghiraukan pujian saya yang menyebutkan promosinya yang luar biasa -mengingat sangat jarang terjadi di perusahaan farmasi dua kali promosi dalam waktu sesingkat itu- dia melanjutkan bahwa keberadaannya di Solo saat ini untuk bertemu anak dan istrinya, hanya bisa dilakukan pada akhir pekan.
Namun, hal itu justru bukan masalah bagi Hermawan. Ia rela istrinya yang bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan di Solo, tidak harus ikut pindah ke Semarang, tempatnya yang baru selaku Regional Manager Jawa Tengah-DIY. “Mumpung masih muda, semua potensi harus digunakan maksimal,” begitu alasannya.
Yang dia sayangkan, justru ia dan timnya dulu di Surakarta tidak bisa mencapai target yang telah dicanangkan pada awal tahun 2011 silam, yaitu mencapai sasaran penjualan melebihi target perusahaan. Cerita yang penuh antusiasme.
Born to succeed, demikian Colin Turner mengingatkan betapa setiap orang yang dilahirkan diberkahi dengan potensi-potensi untuk membuat pencapaian dalam hidupnya. Tidak ada ukuran potensi yang diperlukan untuk sukses.
Juga, tidak seorang pun di muka bumi ini yang bisa menghalangi seseorang menggunakan potensi atau talenta yang dimiliki untuk membuat pencapaian terbaik dalam hidupnya.
Setiap orang bahkan adalah sang juara. Karena manusia dilahirkan bukan melalui suatu proses pembuahan linear yang langsung menjadi, tetapi -mengacu kepada proses biologis— merupakan hasil dari sebuah pertarungan antara 200-500 juta sel memperebutkan satu sel telur yang ada di rahim ibu.
Setiap orang, tidak peduli bagaimana dia lahir dan dilahirkan adalah (para) “petarung” terbaik yang keluar sebagai pemenang.
Bagaimana seseorang lahir atau latar belakangnya, tidaklah penting bagi seorang pemenang. Bukan hanya mereka yang dilahirkan sempurna yang bisa membuat pencapaian terbaik dalam hidupnya.
Nick Fujivick misalnya. Walaupun lahir cacat tanpa tangan dan kaki yang lengkap, tetapi berhasil menjadi seorang motivator kelas dunia. Demikian juga Zou-Zou, seorang remaja yang IQ-nya hanya 30. Dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga sederhana, tetapi berhasil menjadi seorang konduktor yang memimpin salah satu kelompok musik orkestra dari China dan sukses mengadakan pertunjukan di berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika.
Bagaimana dengan anda? Masihkan jati diri sang pemenang melekat dan menginspirasi anda untuk selalu membuat pencapaian? Saya berharap anda tidak termasuk kelompok yang biasa mengeluh menghadapi masalah dalam pekerjaan dan karir karena: atasan yang tidak mendukung, manajemen yang suka membuat cap buruk pada anda, owner yang hanya mau untung tetapi tidak mau mengeluarkan uang lebih banyak untuk pemberdayaan karyawan, dan lain sebagainya.
Waspadalah dan segeralah berubah kalau anda masih berpikir pihak lain sebagai penyebab utama terjadinya masalah dalam hidup, pekerjaan atau karir anda.
Sesungguhnya tidak satu pun kuasa yang berasal dari bumi ini yang bisa menghambat anda meraih sukses.
Setiap orang adalah penguasa atas dirinya, yang bisa memilih dan menentukan pekerjaan yang tepat, apa tujuan hidupnya dan apa yang hendak dicapainya. Meraih sukses tidak tergantung pada pihak lain atau perusahaan tempat anda bekerja.
Daripada mengeluhkan pihak lain, lebih baik anda menggunakan momentum pergantian tahun ini untuk mengawali perubahan meraih sukses.
Coba lakukan langkah sederhana berikut. Mulailah dengan membuat daftar sikap-kebiasaan buruk yang harus anda tinggalkan. Baca ulang dan coret satu persatu sebagai pertanda keseriusan anda membuangnya dari hidup anda.
Kemudian buka lembar baru dan tuliskan kalimat pendek yang menggambarkan bentuk konkrit keberhasilan yang ingin anda raih pada tahun 2012.
Di bawahnya, buat satu tabel dan di bagian atasnya letakkan satu panah besar yang mengarah ke kalimat bentuk konkrit keberhasilan yang sudah anda tulis sebelumnya. Selanjutnya, isi tabel tersebut dengan komitmen-komitmen sikap-tindakan-kebiasaan baik yang akan anda lakukan.
Baca berulang dan jadikan lembar tersebut sebagai pedoman meraih sukses.
Selamat Tahun Baru, salam sukses berkelanjutan.
Penulis adalah Praktisi Pemasaran dan Manajemen Strategik
Penulis bisa dihubungi di: lukasmanalu@gmail.com
