
(Berita-Bisnis) – Seperti apa kira-kira wajah sebuah pasar yang bernilai Rp 40 triliun? Jumlah pemainnya besar kemungkinan cukup banyak. Bahkan, nyaris sesak. Dan, yang kedua, suasana “pertempuran”-nya juga pasti sengit. Maklumlah, sangat sulit untuk memalingkan pandangan dari besaran nominal yang dipertaruhkan.
Dan, kalau pun tidak bisa menjadi pemain nomor satu di bisnis itu, menempati peringkat berikutnya agaknya sudah lebih dari cukup. Pasalnya, margin keuntungan besar yang bisa diraup telah terbayang di depan mata.
Itulah yang terjadi di pentas bisnis penjualan handset berikut beragam asesorisnya. Nilai pentas bisnis ritel telepon seluler (ponsel) tahun ini -demikian menurut perhitungan lembaga riset Frost & Sullivan- diperkirakan mencapai 55,6 juta unit.
Angka tersebut meningkat 25 persen jika dibandingkan dengan total penjualan handset setahun lalu. Ambil gampangnya saja. Bila kurs rupiah dianggap sama dengan tahun 2011, maka nilai bisnis ritel ponsel pada tahun ini diproyeksikan mendekati kurang lebih Rp 40 triliun (ekuivalen 55,6 juta unit).
Adalah Global Teleshop, salah satu pebisnis yang berkecimpung di dalamnya – di luar Oke Shop, Telesindo Shop, Selular Shop, dan nama-nama tenar lainnya. Saat ini, Global telah mengoperasikan lebih dari 320 toko mobile divice yang tersebar di 133 kota di Indonesia. Di semua gerainya itu, Global menjual beragam produk handset, mulai dari Nokia, BlackBerry, Apple iPhone, Acer, HTC, Sony, LG Mobile, hingga Samsung Mobile.
Tahun ini, Global malah sudah berencana untuk menambah 100 toko baru lagi, termasuk 10 gerai besar sekelas superstore. Kendati bukan pemuncak, ambisi Global itu, tentu saja berujung kepada cita-cita hendak meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dari pertumbuhan penjualan handset tahun ini.
Meski demikian, Global kelihatannya tidak ingin gegabah. Di tengah persaingan yang begitu tajam, Global paham akan perlunya faktor pembeda yang bisa membantu konsumen untuk selalu tetap ingat berkunjung ke gerai-gerainya.
Dalam rangka itu, Global kemudian memilih strategi experiential marketing. Hasilnya, ratusan toko mobile device Global tampil dengan konsep dan desain baru yang lebih mengarah ke simplicity, customer oriented, dan total experience.
Lebih dari itu, gerai Global tidak lagi hanya menghadirkan display picture. Selain menempatkan display dummy, ponsel asli juga tersedia di setiap gerai. Menurut Evy Soenarjo, Presiden Direktur Global Teleshop, dengan cara seperti itu, maka konsumen punya pengalaman saat melakukan sentuhan langsung terhadap produk yang akan dibeli.
Di samping itu, Global juga menyiapkan ratusan GT Expert yang telah dididik dan dibekali dengan product knowledge agar dapat bertugas dengan maksimal. Para GT Expert inilah yang berfungsi menjelaskan beragam fitur maupun keunggulan masing-masing produk yang terpajang.
Walau tidak muncul di permukaan, Global juga tak lupa membenahi pergerakan dan persediaan barang di setiap gerai. Bukan apa-apa. Keinginan untuk menghadirkan pengalaman kepada konsumen tidak akan pernah tercapai bilamana sebuah ponsel yang diinginkan oleh pembeli, tidak tersedia di gerai yang dikunjunginya.
Dalam hal ini, Global lantas mengadopsi solusi Pronto-Xi—solusi Enterprise Resources Planning dari Pronto Software yang bermarkas di Australia. Dengan solusi itu, Global -yang tercatat sebagai retailer telekomunikasi pertama di Indonesia yang menerapkan ERP secara end-to-end dan real-time- bisa memantau ketersediaan barang plus beragam persoalan back office sehingga langkahnya pun semakin lincah untuk mewujudkan strategi experiential marketing.
Tentu saja, kombinasi akfititas above the line dan below the line yang dilakukan, juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit kepada strategi yang diterapkan oleh Global.
Alhasil, kata Evy Soenarjo, penerapan strategi experiential marketing membuahkan hasil yang sangat menggembirakan. Hal mana terbukti kemudian dari hasil penjualan yang dicetak semua gerai Global hingga akhir tahun lalu. Kurang lebih 30 persen bersumber dari frequent costumer. Sedangkan sisanya datang dari new customer seiring pembukaan gerai-gerai baru.
Bisa jadi, kecerdikan dan kelihaian Global di pentas bisnis ritel ponsel inilah yang memikat hati PT Trikomsel Oke Tbk. Sebagaimana kabar yang telah tersiar sebelumnya, Trikomsel berkeinginan untuk mengakuisisi 80 persen saham Global – merek dagang yang dirilis oleh PT Cipta Multi Usaha Perkasa.
Dan, jika semuanya berjalan lancar -seperti yang telah disampaikan oleh manajemen Trikomsel kepada petinggi Bursa Efek Indonesia- maka pada minggu ketiga April mendatang, Trikomsel akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk meminta restu terhadap aksi akuisisi tersebut. (BB/dbs/Luki)