
Dan, lebih dari itu, tingkat hunian hotel bintang dua yang berdiri di bilangan Jalan Bhayangkara, Yogyakarta, ini disebut memperlihatkan tren positif.
Kata Operation Director Omega Hotel Management, Aswin Drajat, selama empat bulan pertama tahun lalu, tingkat okupansi Cordela Kartika Dewi Hotel Yogyakarta rata-rata 45 persen.
Setelah itu, tambahnya, mencapai 60 persen. Persisnya, sejak Januari hingga Maret 2017. Sementara pada medio April ini, diklaim telah meningkat menjadi 70 persen.
Alhasil, ke depan, Omega Hotel Management pun optimistis bisa merealisasikan target occupancy rate-nya yang sebesar 90 persen, lantaran hotel setinggi 8 lantai dengan kapasitas 118 kamar ini memiliki beberapa keunggulan strategis.
Salah satunya, berada di jantung Kota Yogyakarta dan sangat dekat dengan kawasan Malioboro, Pasar Beringharjo, maupun Keraton Yogya.
Di sisi lain, nuansa Cordola Kartika Dewi Hotel Yogyakarta juga berbeda jika dibandingkan dengan hotel sekelas lainnya, yakni karakter sport tampil mendominasi mulai dari lobi hingga kamar, sebagai buah perpaduan konsep hotel dengan fitness.
Dalam catatan Berita-Bisnis, hingga saat ini, Cordola Kartika Dewi Hotel Yogyakarta merupakan aset properti yang ke-9 yang dioperasikan Omega Hotel Management (PT Primus Pratama), manajemen perhotelan yang berbasis di kawasan Jalan Raden Saleh, Karang Mulya, Karang Tengah, Tangerang Selatan.
Adapun 8 aset properti lainnya terdiri dari Grand Cordela Hotel Bandung (143 kamar), Cordela Hotel Medan (70 kamar), Cordela Hotel Cirebon (110 kamar), Cordela Senen Jakarta (60 kamar), Cordex Lodan Ancol (40 kamar), CX Hostel Legian (20 kamar), CX Hostel Kuta Raya (20 kamar), serta Alfa Resort Hotel & Conference Cisarua dengan daya tampung 15 town house.
Lantas, kepemilikan seluruh aset properti tadi berada dalam genggaman PT Perkasa Internusa Mandiri/Alfaland Group, induk usaha Omega Hotel Management.
Jika tak ada halangan, jumlah hotel yang berada dalam naungan Omega Hotel Management dipastikan bertambah seiring rencana kehadiran 4 hotel anyar yang akan dibuka sepanjang tahun ini.
Namun, berbeda dengan 9 aset properti sebelumnya, hotel-hotel baru tersebut (Bangka, Bali, Jakarta) dikembangkan oleh investor lain alias bukan milik Alfaland Group.
Patut juga diketahui, Alfaland Group berafiliasi dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, pemilik jaringan gerai Alfamart. (BB/as/Christov)