
Fly over 4 lajur yang menghubungkan Jl. Ahmad Yani, Bekasi, dengan kota mandiri Summarecon Bekasi tersebut, dibangun dengan menggunakan metode balanced cantilever serta menelan dana sebanyak Rp 200 miliar.
Menurut Soetjipto Nagaria, Komisaris Utama Summarecon Agung, fly over KH. Noer Ali Bekasi adalah persembahan pihaknya kepada masyarakat maupun pemerintah Kota Bekasi dan akan dijadikan aset bagi pemerintah Kota Bekasi.
Ditambahkan, fly over KH. Noer Ali Bekasi merupakan salah satu jembatan layang dengan bentang terpanjang di Indonesia.
Bersamaan dengan itu, Summarecon Agung juga meresmikan landmark Summarecon Bekasi yang berbentuk piramida terbalik yang merupakan hasil karya Iman Ashar, pemenang pertama sayembara penataan bundaran utama kota mandiri Summarecon Bekasi pada tahun 2011.
Berita-Bisnis mencatat, Summarecon Bekasi seluas 240 hektar merupakan kota mandiri ketiga yang sudah dikembangkan Summarecon Agung, sampai saat ini. Dua kota mandiri lainnya adalah Summarecon Kelapa Gading dan Summarecon Serpong.
Dan, bila tak ada halangan, pada tanggal 27 April mendatang, Summarecon Agung bakal merilis klaster Vernonia Residence di Summarecon Bekasi. Klaster baru itu disebut menyediakan beragam tipe, antara lain, Texana, Baldwini, Arkansana, dan Gigantea.
Sampai akhir Maret lalu, Summarecon Agung menyatakan telah berhasil membukukan marketing sales sekitar Rp 957 miliar yang bersumber dari penjualan rumah kantor Kensington di Summarecon Kelapa Gading (Rp 570 miliar) dan penjualan kaster Volta Serpong di Summarecon Serpong senilai Rp 387 miliar.
Tahun ini, Summarecon Agung berniat meraup marketing sales sekitar Rp 4,5 triliun yang berasal dari penjualan hunian dan area komersial di tiga kota mandiri yang dikembangkan. (BB/as/Christov)